Senin, 21 Juli 2025 BBKSDA Jawa Timur
Probolinggo, 18 Juli 2025. Hawa dingin menyergap aula Tirto Ageng, Kampus Akademi PLN Nusantara Power, Paiton, Jumat siang, 18 Juli 2025. Namun semangat para peserta rapat tak ikut membeku. Sejarah baru bagi konservasi dan ekowisata di Jawa Timur mulai ditorehkan. Balai Besar KSDA Jawa Timur, bersama jajaran TNI, Polri, BPBD, pemda, pelaku wisata, dan masyarakat penyangga, sepakat meluncurkan pembukaan kunjungan terbatas di Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang atau biasa di sebut Argopuro. sebuah bentang alam penting di jantung Jawa Timur.
Rapat koordinasi yang dipimpin langsung oleh Kepala Balai Besar KSDA Jawa Timur, Nur Patria Kurniawan, S.Hut., M.Sc, menghasilkan enam poin rumusan penting yang tak hanya menandai babak baru wisata berbasis konservasi. Namun juga menyatukan beragam pemangku kepentingan dalam satu tujuan, menjaga keaslian hutan dan menjadikan pengunjung sebagai mitra pelestari, bukan sekadar penikmat.
“Kami ingin menghadirkan pengalaman yang otentik namun tetap aman, tertib, dan lestari. Wisata ini bukan jalan bebas hambatan, tetapi jejak sadar akan pentingnya menjaga bumi,” ujar Nur Patria Kurniawan dalam pernyataannya.
Dalam rumusan SOP yang disusun dan disosialisasikan, setiap kunjungan ke Dataran Tinggi Yang kini harus tunduk pada prinsip Zero Accident dan Zero Waste. Pengunjung wajib check-in dan check-out di pos KSDA Baderan atau Bermi, membawa logistik cukup, memakai perlengkapan standar, dan tidak boleh membawa pulang apapun selain kesan.
Tak hanya itu, SOP juga mengatur sanksi tegas berupa blacklist bagi pelanggar aturan, langkah preventif yang disepakati bersama agar kawasan tetap steril dari perusakan atau eksploitasi. Semua pihak menyatakan komitmennya untuk aktif dalam sosialisasi aturan ini ke masyarakat umum.
Yang tak kalah penting, BBKSDA Jatim juga menegaskan kesiapsiagaan dalam penanganan darurat. Bila terjadi kecelakaan, hilangnya pengunjung, atau bencana alam, tim gabungan dari BASARNAS, BPBD, TNI, Polri, dan potensi SAR lainnya siap diterjunkan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
Lebih dari sekadar dokumen teknis, SOP ini menjelma menjadi pagar hidup bagi kawasan yang menjadi habitat penting Macan Tutul Jawa, Elang Jawa, dan aneka flora fauna yang selama ini tersembunyi dalam dingin dan kabut. Kawasan ini akan menjadi laboratorium hidup bagi wisata edukatif dan konservatif yang diharapkan memberi nilai tambah ekonomi tanpa mengurangi nilai ekologisnya. (dna)
Sumber: Bidang KSDA Wilayah 3 Jember – Balai Besar KSDA Jawa Timur
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 5