Langkah Awal Kehidupan Baru Tiga Siamang yang Dilepasliarkan di Kawasan Restorasi Cinta Raja III

Kamis, 17 Juli 2025 info

Siamang Bejo-Mesra dan Boni berada di kandang pra-release

 

Langkat, 17 Juli 2025. Pada tanggal 10 Juli 2025, sejarah baru ditorehkan dalam dunia konservasi satwa liar Indonesia. Tiga individu Siamang (Symphalangus syndactylus), Bejo (jantan), Mesra (betina), dan anak mereka Boni, resmi memulai fase soft-release di Kawasan Restorasi Cinta Raja III, wilayah kerja Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL), tepatnya di Dusun VI Pancasila, Desa Mekar Makmur, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Kegiatan penting ini merupakan hasil kolaborasi Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara, Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL), dan Yayasan Orangutan Sumatera Lestari – Orangutan Information Center (YOSL-OIC), dan untuk pertama kalinya ketiga lembaga ini melakukan proses pelepasliaran Siamang hasil rehabilitasi dan pairing secara bersama-sama.

Kepala BBKSDA Sumatera Utara, Kepala BBTNGL dan Founder YOSL-OIC sangat antusias dengan kegiatan soft-release yang telah dilaksanakan. Kepala BBTNGL, Subhan, S.Hut., M.Si., menyampaikan optimisme terhadap keberhasilan program ini, beliau mengkungkapkan:

"Cinta Raja kini menjadi rumah harapan bagi satwa liar. Semoga kerja sama konservasi ini terus mengakar kuat dan menginspirasi kawasan lainnya."

Sementara itu, Panut Hadisiswoyo, Founder YOSL-OIC, menekankan pentingnya proses bertahap dalam pelepasliaran:

“Soft release mengikuti standar IUCN untuk memastikan satwa benar-benar siap secara ekologi dan psikologis. Ini bukan hanya pelepasliaran, tapi pembelajaran menuju konservasi yang berkelanjutan.”

Dan dalam sambutannya, Kepala BBKSDA Sumatera Utara, Novita Kusuma Wardani, S.Hut., M.AP., M.Env., menegaskan bahwa kerja sama ini menjadi tonggak penting dalam konservasi satwa liar di Indonesia.

"Hari ini untuk pertama sekali secara bersama-sama kita akan melepasliarkan Siamang, kami mengikuti protokol IUCN dan pembelajaran dari tempat-tempat lain sehingga diharapkan kegiatan soft-release ini akan berhasil, dan kepada Pak Subhan dan Tim di sini, kami menitipkan untuk terus dilakukan pemantauan rutin kepada satwa yang kita lepasliarkan karena pembelajaran pertama ini juga menjadi bahan edukasi, ke depan dapat diadopsi untuk kegiatan serupa di tempat lain. Kita berharap kalau Cinta Raja sudah sukses menjadi hutan sekunder, tapi kalau hanya hutan dan menjadi ‘empty forest’, tidak cukup bermanfaat. Ketika kita bisa ramaikan lagi dengan satwa-satwanya, terdengar kicauan burung, auman harimau dan lolongan Siamang, ini akan menjadi ekosistem yang betul-betul bisa dipulihkan, itu harapan kami. Terima kasih kepada Tim OIC dan TNGL untuk kerjasamanya”.  Ungkap Beliau.

Saat ini ketiga Siamang sedang dipersiapkan agar dapat dilepasliarkan secara langsung di alam liar (hard-release). Selama kurang lebih 3 (tiga) bulan mereka akan menjalani masa habituasi di kandang pra-release. Tahapan ini memungkinkan mereka beradaptasi dengan lingkungan baru, mengenali pakan alami melalui pengkombinasian antara pakan yang ada di lingkungan barunya dengan pakan yang biasanya dikonsumsi di Pusat Rehabilitasi.

Program soft-release yang telah dilakukan bukan hanya sekedar upaya konservasi semata, tetapi menjadi simbol harapan baru bagi hutan yang telah direstorasi. Proses pelepasliaran keluarga Siamang ini diharapkan dapat menjadi model yang bisa diadopsi di kawasan lain di Indonesia. Mari kita doakan Bejo, Mesra, dan si kecil Boni dapat beradaptasi dengan baik, membangun kehidupan baru di alam liar, dan menjadi cermin keberhasilan upaya konservasi di Indonesia. Sebab hutan yang sehat bukan hanya hijau oleh pohon, tetapi juga hidup oleh suara dan jejak satwa ada di dalamnya.



 

Pimpinan Lembaga yang berperan penting dalam proses soft-release Siamang

 

Sumber: Eva Suryani Sembiring, S.Hut (Penyuluh Kehutanan)-Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 5

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini