Jumat, 18 Juli 2025 BBKSDA Sumatera Utara
Tanaman rehabilitasi di lokasi Resort SM KG LTL I
Karang Gading, 18 Juli 2025. Upaya menjaga keberlanjutan fungsi ekosistem pesisir sekaligus memperkuat pengelolaan kawasan konservasi, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara melalui Resor Karang Gading dan Langkat Timur Laut I melaksanakan kegiatan monitoring rehabilitasi mangrove pada 8 Juli 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari program rehabilitasi hutan di dalam kawasan konservasi yang bertujuan untuk memulihkan kondisi tutupan vegetasi mangrove di Suaka Margasatwa Karang Gading dan Langkat Timur Laut.
Kegiatan rehabilitasi telah dilakukan secara bertahap sejak Oktober 2023 dan mencakup total area seluas 150 hektare. Tahap pertama melibatkan pembibitan 165.000 batang mangrove untuk area 50 hektare, yang penanamannya telah dilaksanakan pada Mei 2024. Selanjutnya, tahap kedua berlangsung mulai September 2024, dengan pembibitan sebanyak 330.000 batang untuk 100 hektare di dua lokasi berbeda.
Bibit yang digunakan merupakan jenis-jenis mangrove lokal yang memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir, antara lain:
Lokasi pembibitan dan penanaman dipilih dengan mempertimbangkan aspek teknis kehutanan, seperti aksesibilitas, kondisi pasang surut, kedalaman lumpur dan ketersediaan bibit lokal. Selama masa pembibitan yang berlangsung sekitar empat bulan, petugas secara rutin melakukan pengendalian tinggi air, pembersihan gulma dan lumut, pemantauan pertumbuhan, serta penyisipan bibit yang gagal tumbuh. Lahan yang akan ditanami juga disiapkan secara intensif, meliputi pembersihan vegetasi pengganggu, penumbangan sawit (jika ada) dan perbaikan saluran air atau benteng sesuai kebutuhan.
Kegiatan ini secara aktif melibatkan Kelompok Tani Hutan (KTH) dari masyarakat lokal sebagai mitra pelaksana. Selain memberikan kontribusi dalam pelestarian kawasan konservasi, keterlibatan masyarakat juga memberikan dampak ekonomi melalui pemberian insentif kerja, upah penjagaan bibit dan pelibatan dalam pemeliharaan tanaman. Bibit didistribusikan ke lokasi penanaman menggunakan traktor tangan, sepeda motor dan mobil pickup. Penanaman dilakukan dengan sistem ajir dan pengikatan, menggunakan jarak tanam 1x1 meter atau 3x1 meter tergantung pada kondisi lahan. Setiap bibit dicatat secara sensus berdasarkan petaknya.
Berdasarkan hasil monitoring terakhir, tingkat keberhasilan rehabilitasi menunjukkan hasil yang menggembirakan, dengan estimasi pertumbuhan mencapai 80%. Ini merupakan capaian yang baik dalam konteks rehabilitasi kawasan konservasi. Namun, tantangan di lapangan tetap ada, seperti:
Rehabilitasi hutan mangrove ini merupakan bagian dari upaya BBKSDA Sumatera Utara dalam mendukung pemulihan ekosistem pesisir yang rusak serta memastikan kawasan konservasi tetap berfungsi optimal sebagai penyangga kehidupan, pelindung pantai dari abrasi dan habitat bagi berbagai spesies endemik. Melalui pendekatan kolaboratif dan berbasis masyarakat, kegiatan ini diharapkan menjadi model pemulihan ekosistem yang adaptif dan berkelanjutan.
Sumber: Esra Barus, S.Hut (Polhut/Kares SMKGLTL I)-Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 5