Rabu, 02 Agustus 2017
Dalam rangka mengetahui kondisi populasi dan habitat spesies burung cendrawasih yang berada dalam kawasan Taman Nasional Lorentz. Balai Taman Nasional Lorentz (BTN Lorentz) melaksanakan kegiatan inventarisasi populasi dan identifikasi habitat Burung Cendrawasih (paradisaea sp.) di SPTN Wilayah I Timika dengan lokasi di Distrik Mimika Timur Jauh Kabupaten Mimika.
Kegiatan tersebut dilakukan pada akhir juni selama 10 hari dengan menggunakan metode “Variable circular plot” (VCP) untuk mengetahui kepadatan, kelimpahan relatif, dan distribusi cenderawasih. Penentuan metode tersebut sesuai dengan arahan Direktorat KKH bahwa metode survey yang efektif digunakan terhadap burung cenderawasih saat musim tidak berbiak adalah dengan metode VCP, lain halnya jika musim berbiak sebaiknya menggunakan metode "lek count".
Berdasarkan hasil pelaksanaan selama beberapa hari, tim hanya menjumpai satu jenis cenderawasih yaitu spesies Cenderawasih minor dengan populasi sebanyak 8 ekor/individu yg tersebar di wilayah Omawita dan Fanamo Distrik Mimika Timur Jauh. Cenderawasih Minor atau Cenderawasih Kuning-Kecil dengan nama ilmiah: Paradisaea minor adalah burung Cenderawasih berukuran sedang dengan panjang sekitar 32 cm, dari genus Paradisaea. Burung ini mempunyai ciri-ciri berwarna kuning dan coklat, berparuh abu-abu kebiruan dan mempunyai iris mata berwarna kuning. Burung jantan dewasa memiliki bulu di sekitar leher berwarna hijau zamrud mengkilap, pada bagian sisi perut terdapat bulu-bulu hiasan yang panjang berwarna dasar kuning dan putih pada bagian luarnya. Di ekornya terdapat dua buah tali ekor berwarna hitam. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan, memiliki kepala berwarna coklat tua, dada berwarna putih dan tanpa dihiasi bulu-bulu hiasan.
Kurangnya perjumpaan langsung salah satunya disebabkan oleh karakter burung yang hanya hinggap di tajuk-tajuk pohon yang tinggi dan sangat rapat sehingga seringkali hanya mendengar suaranya tanpa melihatnya secara langsung. Habitat asli burung cenderawasih diwilayah pengamatan masih terjaga kelestariannya secara alami berkat meningkatnya pengetahuan lingkungan dan kesadaran masyarakat disekitar wilayah akan kekhawatiran ancaman kepunahan burung khas Papua tersebut.
Sumber :
1. Hasil Survey Balai Taman Nasional Lorentz dan SPTN Wilayah I Timika
2. Wikipedia Indonesia
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 3.2