Bangun Pusat Konservasi Rusa, Balai TN Rawa TN Rawa Aopa Watumohai Gelar Syukuran Adat Tolaki dan Morenene

Sabtu, 26 Juni 2021

Konawe Selatan, 26 Juni 2021. Balai Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) menggelar syukuran adat Tolaki dan Moronene di dalam kawasan TNRAW, Jumat (25/6). Kepala Balai TNRAW Ali Bahri menjelaskan, kegiatan syukuran itu digelar dalam rangka pembangunan sarana pusat konservasi rusa (Rusa timorensis).

Ia melanjutkan, hal itu juga sebagai salah satu bentuk penghormatan terhadap budaya serta tradisi masyarakat yang berada di sekitar kawasan TNRAW agar pelaksanaan dan hasilnya kelak dapat selaras dengan kebutuhan masyarakat dan keseimbangan ekosistem.

“Lokasi pelaksanaannya merupakan perbatasan wilayah administrasi Kabupaten Bombana dengan Konawe Selatan dan dahulunya merupakan batas wilayah Kerajaan Moronene dengan kerajaan Tolaki,” ungkap Ali Bahri melalui rilis persnya pada Sabtu (26/6).

Pelaksanaannya sendiri terdiri dari empat tahap, yakni pertama mooli (membeli) adalah sebuah ritual yang berjutuan meminta izin kepada penguasa alam bahwa akan dilaksanakan sebuah kegiatan di dalam kawasan hutan, sehingga kegiatan tersebut dapat berjalan lancar dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

Kedua mobeli (nazar) adalah ritual yang bertujuan menyampaikan harapan akan kesuksesan sebuah kegiatan dengan berjanji/bernazar bahwa pelaksanaan kegiatan tersebut berdasarkan atas niat untuk beribadah serta melaksanakan kewajiban pekerjaan.

Berikutnya moweanganga (kurban) adalah ritual yang berbentuk penyembelihan hewan kurban (seekor sapi jantan) dengan harapan kegiatan tersebut dijauhkan dari malapetaka dan segala bentuk kesalahan dapat digantikan oleh adanya hewan kurban tersebut.

Terakhir montewehi (pensucian) adalah ritual yang bertujuan membersihkan segala yang terlibat pada proses pelaksanaan kegiatan dari pengaruh energi negatif sehingga semuanya menjadi bernilai ibadah yang dapat memberikan rasa aman, tenteram, dan ikhlas.

Kegiatan syukuran adat ini turut disaksikan oleh unsur Tripika (kecamatan, polsek dan koramil), kepala desa terdekat, tokoh masyarakat, dan pemuka agama.

Sumber : Balai Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai 

 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini