Kamis, 13 Februari 2025 BBKSDA Jawa Timur
Jember, 13 Februari 2025. Pengecekan Danau Tunjung yang terletak di Pegunungan Argopuro,Desa uci, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember, telah dilakukan oleh Tim Bidang KSDA Wilayah III Jember, pada 15 Januari 2025. Namun, munculnya pemberitaan tentang potensi ancaman jebolnya Danau Tunjung akibat retakan tanah yang terdeteksi di bawah danau, memicu kekhawatiran mengenai potensi bencana besar yang dapat mempengaruhi kawasan sekitarnya.
Pemberitaan yang menyebutkan bahwa "Danau Tunjung Terancam Jebol, 90 Miliar Liter Air Bisa Picu Banjir Bandang" menjadi perhatian serius. Meskipun, hasil pengecekan yang dilakukan oleh Tim Bidang KSDA Wilayah III Jember pada 15 Januari 2025 yang lalu menunjukkan bahwa kondisi air di danau masih dalam batas normal.
Kepala Bidang KSDA Wilayah III Jember, Purwantono, mengungkapkan bahwa tim yang melakukan pemeriksaan saat itu hanya melakukan pengecekan terbatas, dan tidak menemukan indikasi retakan tanah di bawah danau tersebut. Namun demikian, pihak berwenang tetap memperhatikan kemungkinan dampak yang lebih luas, mengingat posisi Danau Tunjung yang terletak di kawasan rawan bencana geologi dan hidrologi.
Danau Tunjung merupakan salah satu ekosistem vital yang terletak di dalam kawasan Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang. Kawasan ini bukan hanya memiliki nilai ekologi yang tinggi, tetapi juga merupakan habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna yang dilindungi. Keunikan Ekologis Danau Tunjung dan Kawasan Suaka Margasatwa Danau Tunjung, dengan luas sekitar ± 3,5 hektar, terletak di ketinggian lebih dari 1.500 meter di atas permukaan laut, dikelilingi oleh hutan tropis yang rimbun.
Sebagai bagian dari Kawasan Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang, keberadaan danau ini memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem yang melibatkan berbagai spesies endemik, beberapa di antaranya berada dalam status terancam punah. Keberadaan retakan tanah, meskipun belum terkonfirmasi sepenuhnya, perlu diwaspadai karena dapat mempengaruhi kestabilan tanah dan berpotensi menyebabkan longsor atau perubahan pola aliran air yang bisa berdampak besar terhadap kawasan ini.
Upaya Kolaboratif Mitigasi Bencana
Rapat Koordinasi Mitigasi Bencana telah dilaksanakan oleh Bakorwil V Jember pada 5 Februari 2025 lalu. Rapat koordinasi ini dihadiri oleh berbagai instansi terkait, di antaranya BPBD Provinsi Jawa Timur, Balai Besar KSDA Jawa Timur, BPBD Kabupaten Jember, UPT PSDA Bondoyudo Baru Lumajang, Dinas PU Bina Marga dan SDA Kabupaten Jember. Juga Bidang Penanganan Bencana Dinas Sosial Kabupaten Jember, Perum Perhutani KPH Jember, Tagana Kabupaten Jember, dan Universitas Jember (Pemerhati Kebencanaan) serta Relawan kemanusiaan Kabupaten Jember.
Dalam rapat ini, berbagai langkah strategis untuk mitigasi risiko bencana di Danau Tunjung disepakati. UPT. PSDA Bondoyudo Baru Lumajang bersama Dinas PU. SDA. Provinsi Jawa Timur akan menyiapkan peralatan mitigasi, seperti kawat bronjong dan sand bag, untuk memperkuat struktur tanah yang rawan longsor di sekitar danau. Sementara itu, Universitas Jember akan membentuk tim kajian risiko bencana untuk memperdalam analisis terkait potensi ancaman dan dampak jangka panjang.
Langkah terdekat sebagai tindak lanjut hasil rapat koordinasi tersebut, membentuk tim yang diketuai oleh Kepala BPBD Kabupaten Jember untuk melakukan pengecekan bersama menyusuri aliran sungai yang berhulu di Danau Tunjung, Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang.
Edukasi kepada Masyarakat dan Desa Tangguh Bencana
Sebagai langkah preventif, BPBD Kabupaten Jember berencana untuk melibatkan masyarakat dalam program edukasi yang akan disebarluaskan melalui Desa Tangguh Bencana (DESTANA). Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat di sepanjang jalur sungai yang berhulu di Danau Tunjung, Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang.
Serta memberikan pengetahuan tentang tindakan yang harus dilakukan jika terjadi bencana. Dengan adanya program ini, diharapkan masyarakat akan lebih siap menghadapi potensi bencana dan dapat mengurangi risiko kerugian jiwa dan material.
Pegunungan Argopuro, yang menjadi bagian dari Suaka Margasatwa, merupakan kawasan yang sangat bernilai bagi kelangsungan hidup berbagai spesies flora dan fauna. Kehadiran Danau Tunjung sebagai salah satu ekosistem penting di Kawasan ini memerlukan perhatian serius, tidak hanya dari segi mitigasi bencana. Tetapi juga untuk memastikan bahwa upaya-upaya rehabilitasi dan perlindungan alam dapat berjalan dengan seimbang. Kolaborasi antar-instansi dan masyarakat dalam menjaga kawasan ini sangat krusial untuk keberlanjutan ekologis dan mengurangi dampak bencana yang mungkin terjadi.
Meski ancaman terkait keberadaan Danau Tunjung belum sepenuhnya terverifikasi, langkah-langkah mitigasi yang telah dirancang oleh berbagai pihak menunjukkan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana geologi dan hidrologi. Dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan akademisi, diharapkan langkah-langkah mitigasi yang diterapkan dapat membantu menjaga kawasan ini tetap aman, sekaligus melindungi keberlanjutan ekosistem yang sangat berharga.
Sumber : Fajar Dwi Nur Aji, Pengendali Ekosistem Hutan Muda Balai Besar KSDA Jawa Timur
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 5