Smart Patrol Balai Besar KSDA Jatim Diperkuat untuk Hadapi Ancaman Nyata

Rabu, 28 Mei 2025 BBKSDA Jawa Timur

Surabaya, 28 Mei 2025. Di tengah kompleksitas ancaman terhadap Kawasan konservasi, dari perburuan liar hingga pembalakan, Balai Besar KSDA Jawa Timur mengambil langkah strategis memperkuat lini terdepannya, patroli perlindungan hutan. Salah satu langkah nyata itu terlihat saat Adi Risanto, Pengendali Ekosistem Hutan (PEH), mempresentasikan teknis pelaksanaan kegiatan Smart Patrol yang kini diterapkan secara menyeluruh di seluruh wilayah kerja Balai Besar, 27 Mei 2025.

Dengan tenang namun penuh keyakinan, Adi Risanto berdiri di hadapan para pengampu kawasan konservasi dari berbagai Resort dan Seksi KSDA Wilayah. Di balik layar proyektor, peta digital dan data spasial mulai muncul satu per satu merekam setiap jejak dan potensi bahaya yang terdeteksi melalui sistem Spatial Monitoring and Reporting Tool (SMART).

“Smart Patrol bukan hanya cara modern untuk menjaga hutan, tapi juga cara kita membaca denyut nadi kawasan konservasi,” tegasnya.

Presentasi teknis ini menjadi bagian dari upaya strategis BBKSDA Jatim dalam memastikan bahwa patroli berjalan secara terstruktur, efisien, dan berbasis data lapangan. Dengan penerapan SMART, patroli tidak lagi sekadar ‘menyisir kawasan’, tetapi menjadi langkah terukur untuk menghadapi ancaman-ancaman nyata, jerat satwa, pembukaan lahan ilegal, hingga hilangnya tutupan vegetasi primer.

SMART Patrol sendiri telah menjadi standar baru patroli berbasis data spasial dan teknologi yang memungkinkan setiap temuan, dari jejak satwa hingga tanda-tanda pembalakan liar, terekam, dianalisis, dan dilaporkan secara sistematis.

Di lapangan, sistem ini mengubah cara kerja para Polisi Kehutatan, PEH dan tim patroli. Mereka kini bukan hanya penjaga hutan, tetapi juga pengumpul data, analis, bahkan komunikator lapangan. Patroli menjadi sebuah operasi taktis yang mengintegrasikan konservasi dengan kecermatan teknologi.

“Setiap langkah kaki tim patroli kini adalah data. Dan setiap data adalah senjata kita untuk menjaga keutuhan kawasan,” ungkap Nofi Sugiyanto Kepala Bidang Teknis KSDA secara terpisah, yang menegaskan peran vital seorang penjaga garis depan konservasi. Dengan penguatan kapasitas teknis seperti ini, BBKSDA Jatim meneguhkan komitmennya, melindungi hutan bukan hanya dari gangguan, tapi dari lupa akan pentingnya hutan itu sendiri. 


Sumber: Fajar Dwi Nur Aji, Pengendali Elosistem Hutan Ahli Muda pada Balai Besar KSDA Jawa Timur

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 5

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini