Minggu, 09 Juli 2017
Way Kambas, 11 Juli 2017. Setelah kunjungan di Suaka Rhino Sumatera kini giliran Pusat Konservasi Gajah (PKG) yang mendapat perhatian Bapak Ir. Wiratno, MSc, (Dirjen KSDAE Kementerian LHK) bersama rombongan di TN Way Kambas pada Minggu 9 Juli 2017.
Rumah Sakit Gajah (RSG) Prof. Dr. Ir. H. Rubini Atmawidjaya, yang merupakan rumah sakit gajah pertama di Indonesia bahkan Asia Tenggara ini, didirikan dari sumber dana hibah lembaga konservasi dunia Australian Zoo bersama Taman Safari Indonesia. Sejak didirikan tahun 2012 hingga sekarang RSG sudah dapat melayani satwa-satwa khususnya gajah yang sakit, korban bencana atau konflik. Pada kunjungan kali ini Dirjen KSDAE berkesempatan melihat langsung fasilitas dan sarana prasarana yang ada. Dijelaskan oleh drh. Dedi Candra bahwa untuk penanganan gajah sakit, RSG Rubini Atmawijaya secara umum sudah mampu dan baik, kendala yang ada adalah sulitnya pengadaan obat-obatan untuk satwa khususnya di Indonesia, karena sebagian obat-obatan harus membeli dari luar negeri, seperti dari Australia dan India.
Selain meninjau RSG, Koordinator Pusat Konservasi Gajah TN Way Kambas Ibu Elisabeth Devi Krismurniati, SSi, ME, mengajak Dirjen KSDAE dan rombongan menengok perawatan anak gajah korban jerat sehingga putus belalainya, yang diberi nama Erin dan anak gajah Nunik yang lahir di Pusat Konservasi Gajah TN Way Kambas pada tanggal 27 Mei 2017 dari induk bernama Pleno (37 Tahun) dan nama Nunik adalah pemberian dari Bupati Lampung Timur.
Setelah melihat langsung Pusat Konservasi Gajah TN Way Kambas, Dirjen KSDAE berpesan agar menjadi perhatian kita semua adalah hal-hal yang berkaitan dengan kebersihan, fasilitas, gedung, pelayanan pengunjung untuk lebih ditingkatkan lagi, sehingga lokasi konservasi gajah pertama di Indonesia ini dapat menjadi contoh keberhasilan upaya konservasi gajah dan kegiatan wisata khusus di Indonesia.
Sumber Info : Balai TN Way Kambas
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0