Rabu, 17 Februari 2021
Jayapura, 17 Februari 2021 - Sebentang savana di kaki Cagar Alam Pegunungan Cycloop melahirkan cerita baru tentang yerba porosa (Porophyllum ruderale). Pada mulanya, terna ini nyaris tak diperhitungkan oleh siapa pun. Keberadaannya tersamar di antara rerumputan dan semak belukar lainnya. Bila tak jeli memandang, yerba seolah-olah tak ada di padang savana itu.
Rupanya, kesederhanaan dan kepandaian yerba berkamuflase menyimpan kelebihan tersendiri. Bunga-bunganya yang agak memanjang itu dapat meninggalkan jejak warna kuat pada kain. Yerba sangat cantik dan berseni khususnya ketika diimplementasikan dalam ecoprint.
Berbicara sekilas mengenai ecoprint, merupakan teknik mencetak motif pada kain menggunakan tumbuhan dan bahan-bahan alami lainnya. Tak hanya artistik, poin penting ecoprint adalah sangat ramah lingkungan. Ecoprint dirasa sanggup menjawab tantangan di masa depan soal kerusakan alam akibat limbah tekstil, khususnya industri batik yang cukup mengancam.
Menyikapi hal ini, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua mencoba mengembangkan ecoprint di kalangan masyarakat binaan di sekitar kawasan konservasi. Sebagai langkah awal, BBKSDA Papua telah memberikan pelatihan kepada sekelompok masyarakat di Ciberi, Taman Wisata Alam (TWA) Teluk Youtefa. Bahan pewarna alam pada pelatihan itu terbuat dari buah mangrove (Rhizophora mucronata) yang banyak tumbuh di Teluk Youtefa. Sementara motif tumbuhannya berasal dari daun kalpataru (Hura crepitans L.) dan yerba porosa (Porophyllum ruderale).
Dalam hal motif, ecoprint dari Papua semestinya mencirikan budaya dan tradisi Papua. Motif-motif batik tulis Papua yang berkembang saat ini menampilkan diantaranya motif cenderawasih, tifa, motif adat, patung, dan berbagai motif flora fauna lainnya. Bagaimana dengan ecoprint yang secara faktual adalah cetakan dari tumbuhan? Yerba adalah kuncinya. Bunga-bunga yerba dapat ditata membentuk berbagai motif khas Papua.
Menandai ecoprint sebagai produk unggulan dalam program pengembangan masyarakat binaan di sekitar kawasan konservasi, pada hari Sabtu (13/2) BBKSDA Papua telah meluncurkan ecoprint di Hotel Suni Garden Lake, Sentani. Kegiatan peluncuran ecoprint ini dipimpin oleh Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi (PJLHK), Dr. Nandang Prihadi, S.Hut., M.Sc dalam kunjungan kerjanya bersama Tenaga Ahli Menteri Bidang Komunikasi Digital dan Media Sosial, Dr. Afni Zulkifli. (djr)
Sumber : BBKSDA Papua
Call Center : 0823 9802 9978
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 5