Kamis, 11 Februari 2021
Pelaihari, 5 Februari 2021 – Penangkaran rusa sambar (Cervus unicolor) milik PLTU Asam-Asam dengan nomor izin penangkaran : SK. 5790/BKSDAKALSEL-1.4.1/2016 berhasil menambah individu rusa sambarnya. Hal ini berdasarkan laporan dari tim penangkaran PLTU Asam-Asam kepada Seksi Konservasi Wilayah (SKW) 1 Pelaihari, Balai KSDA Kalimantan Selatan (BKSDA Kalsel). Menindaklanjuti laporan tersebut, Ibu Mirta Sari selaku kepala SKW 1 Pelaihari menugaskan tim untuk melakukan pengecekan terhadap laporan tentang kelahiran individu Rusa Sambar di penangkaran milik PLTU Asam-Asam itu. Tim tersebut diketuai oleh Kepala Resort Jorong Bapak Ahmad Fauzan beranggotakan Bapak Debi Imam, Badrul Arifin dan Hendar Wibawa.
Sesampainya di lokasi penangkaran, Tim diterima oleh Bapak Kahfi dan tim dari seksi environment PLTU Asam-Asam. Dalam penyampaiannya, beliau menjelaskan bahwa terdapat 3 ekor rusa yang melahirkan dalam 4 bulan terakhir. “Ini merupakan kabar bahagia dan merupakan sebuah progress dari upaya kami menangkarkan Rusa Sambar. Dimana pada awalnya kami hanya menangkarkan 3 ekor rusa dan sekarang sudah menjadi 12 ekor rusa,harapan kami kedepannya lokasi penangkaran ini dapat menjadi lokasi ekowisata bagi masyarakat untuk mengenal rusa sambar” ujarnya.
Selain melakukan pengecekan terhadap rusa yang melahirkan, tim juga mencoba berdiskusi dan menggali permasalahan yang dialami oleh tim dari seksi environment PLTU Asam-Asam dalam menangkarkan Rusa. “Tujuan dari kedatangan kami adalah untuk mengecek dan melihat kondisi rusa yang baru melahirkan. Selain itu, kedatangan kami ini juga merupakan giat rutin dalam rangka pembinaan lembaga konservasi pada wilayah kerja Resort Jorong, SKW 1 Pelaihari” Ujar Bapak Ahmad Fauzan selaku ketua tim.
“Kami sangat bahagia dengan kunjungan bapak-bapak dari BKSDA Kalsel, kami berharap kunjungan ini dapat terus berlanjut untuk mendampingi dan mengevaluasi kami dalam upaya menangkarkan Rusa ini.” Ujar Ibu Nining, salah satu dari tim environment PLTU Asam-Asam. Menurut wanita asal Lumajang ini, masalah yang dihadapi saat ini adalah ruang penangkaran yang tidak bertambah, sementara individu rusa terus bertambah. Untuk diketahui, bahwa pada saat pengecekan tim juga menemukan setidaknya terdapat 2 individu rusa sambar yang sedang hamil dan akan melahirkan dalam waktu dekat. Untuk itu, pihaknya mengaku sedang menyusun penataan ruang baru termasuk untuk penangkaran rusa ini. “kami sedang menyusun rencana tata ruang baru termasuk untuk menata lagi penangkaran rusa ini, harapannya dapat segera tersusun dan terwujud penataan ruang yang baru ini.” tambahnya.
Kegiatan pendampingan ini sejalan dengan arahan Kepala BKSDA Kalimantan Selatan, Bapak DR. Ir.Mahrus Aryadi, M.Sc agar petugas di masing-masing resort BKSDA Kalimantan Selatan bertindak proaktif dalam mendampingi dan membina setiap lembaga konservasi termasuk penangkaran di wilayahnya masing-masing sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat.
Sebagaimana diketahui, Rusa Sambar (Cervus unicolor) merupakan rusa yang terbesar diantara 3 rusa asli Indonesia lainnya, seperti rusa timor (Cervus timorensis), rusa bawean (Axis kuhlii), dan kijang (Muntiacus muntjak). Status konservasi rusa sambar oleh IUCN Redlist dikategorikan dalam “Vulnerable” (VU; Resiko Rendah) dan merupakan salah satu jenis satwa yang dilindungi di Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri LHK nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1//6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang dilindungi. Meskipun rusa sambar masih berstatus “Resiko Rendah” (Vulnerable), namun kita tidak boleh lengah untuk senantiasa menjaga kelestarian habitat dan rusa terbesar ini agar tidak punah dan tetap menjadi kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia. (ryn)
Sumber : Badrul Arifin, S.Hut - PEH Seksi Konservasi Wilayah I Pelaihari
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0