Dirjen KSDAE Kunjungi Ratu dan Delilah di TN Way Kambas

Selasa, 11 Juli 2017

Way Kambas (10/7/17), Minggu 9 Juli 2017 hari kedua kunjungan Bapak Ir. Wiratno, MSc, Direktur Jenderal Konservasi Alam Sumber Daya Alam dan Ekositem (Dirjen KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama rombongan di TN Way Kambas.

Minggu pagi yang cerah di Suaka Rhino Sumatera (SRS) TN Way Kambas, ditemani suasana  keriuhan suara hutan, sepertinya alam sekitar SRS tahu bahwa ada sosok penting disini yaitu  Bapak Ir. Wirantno, MSc, Dirjen KSDAE Kementerian LHK yang hadir mengunjunginya. Bersama-sama rombongan bergerak meninjau lokasi penting di sekitaran SRS ini, pertama yang mendapat perhatian adalah prasati salah satu tokoh penting pendiri SRS, Nico van Strien (alm) yang ada di depan gerbang masuk kandang badak, kemudian dengan diantar kendaraan rombongan yang dipandu langsung oleh Direktur Eksekutif YABI Bapak Drs. Widodo S. Ramono, rombongan melihat badak-badak yang ada di area konservasi badak sumatera ini. SRS saat ini dihuni oleh 7 ekor badak sumatera, dimana terdapat 2 ekor anak badak sumatera yang merupakan bukti nyata keberhasilan dalam upaya pengembangbiakan/breeding secara alami di SRS yang dikelola semi in-situ.

Di kandang badak Ratu dan Delilah (induk dan anak) pada pagi hari ini sedang dilakukan perawatan, saat yang tepat untuk melihat aktifitas perawatan badak oleh keeper dan dokter hewan-nya. Badak Delilah yang lahir 12 Mei 2016 lalu kini tingginya sudah hampir sama dengan induknya Ratu, sementara beratnya sudah lebih dari 300 kg pada usia setahun lebih, secara umum kondisinya sangat sehat. Setelah melihat-lihat Ratu dan Delilah, Dirjen KSDAE dan rombongan di sekitar kandang badak melakukan penanaman pohon sebagai bentuk kepedulian dan perhatian akan upaya konservasi badak sumatera di TN Way Kambas khususnya dan di Indonesia secara umum.

Saat kini status konservasi badak sumatera diharapkan dapat menjadi prioritas penting pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, selain keberadaan populasinya di alam yang sudah sangat sedikit, dibawah 100 (seratus) ekor, juga sebarannya hanya tinggal di 3 kawasan konservasi saja, salah satunya TN Way Kambas. Sangat diperlukan upaya nyata untuk membangun SRS-SRS yang lain, sebagai upaya percepatan peningkatan populasi dan juga pusat pengetahuan badak sumatera di Indonesia.

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini