Upaya Mitigasi Konflik Balai Besar KSDA Riau

Rabu, 30 Desember 2020

Pekanbaru, 29 Desember 2020. Konflik Satwa liar Gajah Sumatera akhir akhir ini memang sedang marak terjadi. Di antaranya adalah Desa Karya Indah, Kec Tapung, Kab. Kampar, Desa Penarikan, Kec. Langgam, Kab. Pelalawan dan Desa Rantau Baru, Kec. Pangkalan Kerinci, Kab. Pelalawan. Petugas Balai Besar KSDA Riau diturunkan untuk mencegah terjadinya konflik antara manusia dengan Gajah Sumatera sebagai salah satu satwa yang dilindungi.

Sebagaimana di Desa Penarikan, Kec. Langgam, Kab. Pelalawan, Kepala Balai Besar KSDA Riau, bapak Suharyono melalui Kepala Bidang Wil I, bapak Andri Hansen Siregar segera memerintahkan petugas turun ke lapangan. Tim diturunkan dihari yang sama sesaat setelah surat Kepala Desa Penarikan tentang gangguan satwa tambun tersebut diterima.

Rabu, 16 Desember 2020, Tim yang dipimpin oleh Tamrin Sitinjak bergerak bersama Yayasan TNTN, RAPP dan beberapa masyarakat menyisir keberadaan Gajah.Tim bergerak dari perkebunan masyarakat melewati kanal RAPP dengan menggunakan ketinting menuju PT. Wahana. Setelah sampai di lokasi Tim menjumpai jejak baru, kemudian Tim mengikuti jejak tersebut dan menemukan bahwa posisi Gajah berada di pinggiran sungai Nilo. Tim beserta masyarakat segera melakukan penggiringan Gajah menuju sungai Nilo.

Berdasarkan informasi Kepala Desa Penarikan, pihak desa telah melakukan pendataan terhadap kerusakan kebun warga sejumlah 13 orang. Kepala Desa Penarikan menyampaikan bahwa sejak penggiringan yang dilakukan pada tanggal 16 Desember 2020 hingga saat ini Gajah liar tidak lagi berada di kebun masyarakat.

Tak lupa Tim melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak bertindak anarkis terhadap satwa Gajah Sumatera karena satwa tersebut merupakan satwa liar yang dilindungi oleh Undang undang. Tim berharap hambatan dalam melakukan penggiringan yaitu kurangnya sinergitas masyarakat yang menguasai lahan dimana ketidakrelaannya Gajah liar melewati lahannya menyebabkan Gajah liar berbalik arah bergerak menuju arah yang berlawanan tidak terjadi lagi. Karena ini sangat menyulitkan Tim untuk mengarahkan kembali penggiringan menuju arah yang tepat. Akibatnya Gajah liar sulit dipantau kembali.

Perlu perhatian khusus semua pihak untuk mengupayakan solusi yang lebih optimal agar masyarakat dan Gajah Sumatera sama sama bisa diselamatkan.

Sumber : Balai Besar KSDA Riau

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini