BKSDA Yogyakarta & Tim Direktorat KKH Ingatkan Bahaya Zoonosis

Jumat, 04 Desember 2020

Yogyakarta, 3 Desember 2020. Kepala Balai KSDA Yogyakarta, M. Wahyudi diwakili Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I, Untung Suripto  dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Thomas Suryo Utomo serta beberapa personil SKW I (user web zoonosis, PEH dan Polhut) Balai KSDA Yogyakarta melakukan pendampingan kunjungan Subdit Keamanan Hayati dan Subdit Pengawetan Jenis, Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH) ke Lembaga Konservasi (LK) di DIY yakni Gembira Loka Zoo (GL Zoo) dan Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta (YKAY) hari Kamis (3/12/20). Kunjungan dilakukan dalam rangka supervisi dan pengambilan data penyakit satwa yang masih termasuk dalam rangkaian Bimbingan Teknis Pengelolaan Zoonosis.

Pandemi Covid 19 telah menyadarkan kita semua bahwa zoonosis menjadi ancaman serius dalam penyebaran wabah penyakit di masyarakat. Oleh karena itu perlu antisipasi yang bijaksana dalam pengelolaan penyakit satwa termasuk di Lembaga Konservasi.  Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Subdit Keamanan Hayati, Dr Ichwan Muslih, S.Si, M.Si menyampaikan bahwa KLHK juga memiliki tanggung jawab dalam menangani kesehatan masyarakat utamanya terkait zoonosis dan akan mengadakan pelatihan sistem pendataan penyakit bagi petugas di Lembaga Konservasi.

Pada kunjungan tersebut selain pengecekan lapangan juga dilakukan diskusi terkait penanganan zoonosis di Lembaga Konservasi. M. Wahyudi yang diwakili  Untung Suripto dalam kesempatan tersebut mengapresiasi langkah Direktorat KKH yang melakukan pembinaan terhadap LK utamanya terkait zoonosis dan peraturan terkait penyelamatan satwa. Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Satwa dan Nutrisi GL Zoo, drh Berta Alviyanto mengatakan  “GL Zoo telah melakukan medical check up (pemeriksaan darah, urine, X-ray ,paru, abdomen) secara rutin setahun sekali terhadap 25 satwa prioritas walaupun tidak ada suspect zoonosis. Pemeriksaan tidak hanya dilakukan pada satwa tetapi juga pada keeper. Terhadap keeper yang menangani primata, secara rutin diberikan vaksinasi hepatitis maupun rabies serta selalu menggunakan APD lengkap sesuai prosedur.  Lebih lanjut drh. Berta menjelaskan “Pada masa pendemi GL Zoo telah melakukan rapid test untuk beberapa satwa prioritas, menutup sementara beberapa area yang rawan interaksi dengan pengunjung, meniadakan atraksi satwa tunggang dan meniadakan pemberian pakan satwa oleh pengunjung. Petugas kesehatan satwa GL Zoo pun telah secara rutin melaporkan kejadian penyakit satwa (morbiditas) dan kematian (mortalitas) satwa kepada manajemen GL Zoo.” jelasnya.

Di tempat yang sama, Thomas Suryo Utomo menyampaikan perlu dilakukan percepatan sistem pelaporan zoonosis “Pelaporan zoonosis dan penyakit baru yang didukung sistem informasi yang cepat dan sederhana akan sangat membantu meminimalisir dampak yang mungkin ditimbulkan, oleh karenanya penting sekali untuk dilakukan pelatihan (in house training) bagi petugas BKSDA agar sistem pelaporan dapat berjalan dengan cepat dan tepat.

Mewakili LK YKAY, drh. Guruh Jaya Wisnu Wardhana menyampaikan bahwa tahun ini tidak ada kasus zoonosis di YKAY. Hasil tersebut diperoleh dari pemeriksaan sample elang yang dirawat untuk mendeteksi avian influenza dan Newcastle desease  dan hasil yang diperoleh adalah negatif.

Sumber : Dwi Nuryan Dani - PEH Balai KSDA Yogyakarta

 

 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini