Mendampingi LIPI Studi Ekologi dan Populasi Bunga Bangkai Raksasa

Senin, 09 November 2020

Pengukuran tangkai daun dan panjang kanopi daun Amorphophallus titanum oleh tim LIPI dan Balai Besar KSDA Sumatera Utara di CA dan TWA Sibolangit

 

Sibolangit, 4 Nopember 2020 - Bunga Bangkai Raksasa (Amorphophallus titanum) merupakan tumbuhan dari suku talas-talasan (Araceae), endemik pulau Sumatera dan termasuk jenis dilindungi sebagaimana diatur dalam  Undang-undang No. 5 /1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya jo. PP No.7/1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa Liar.

Kondisi keberadaannya saat ini mulai terancam di alam. Salah satu faktor utama yang  mengancamnya adalah manusia yang mengambil bagian dari bunga bangkai tersebut  di habitatnya, seperti pengambilan umbi untuk diperjualbelikan. Bahkan tangkai daun atau batang semu anakan, juga sudah mulai marak dijual bersamaan dengan tanaman hias lainnya dimasa pandemi ini.

Melihat kondisi di atas, untuk tetap terjaga dan terlindungi bunga bangkai ini di habitatnya,   tim Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya yang terdiri dari 2  orang peneliti, yaitu : Angga Yudaputra, M.Sc (Ketua) dan   Dr. Izu Andry Fijridiyanto, M.Sc selaku anggota tim,  didampingi petugas lapangan Balai Besar KSDA Sumatera, Kepala Resort CA/TWA Sibolangit Samuel Siahaan,SP.  melakukan Studi Ekologi dan Populasi Amorphophallus titanum di Sumatera Utara.

Adapun lokasi penelitian yang dikunjungi adalah habitat Bunga Bangkai Raksasa di kawasan konservasi Cagar Alam dan Taman Wisata Alam Sibolangit pada tanggal 22-24 Oktober 2020, Cagar Alam Dolok Sipirok pada tanggal 28 Oktober 2020,  dan beberapa titik di luar kawasan konservasi di wilayah Kerja Balai Besar KSDA Sumatera Utara.

Hasil Tinjauan di lapangan oleh Tim LIPI didapat 9 Individu titanum di Cagar Alam Sibolangit dan 3 Individu di Taman Wisata Alam Sibolangit. Sedangkan di Cagar Alam Dolok Sipirok Tim LIPI yang didampingi petugas  CA. Dolok Sipirok Nasir Siregar, berhasil mengidentifikasi 5 individu titanum. Seluruh Individu Bunga Bangkai raksasa yang ditemukan selanjutnya dihitung jumlah individunya,  diukur tinggi tangkai daun, diameter tangkai daun,  dan diameter daun majemuknya.

Sedangkan variabel lingkungan yang diukur antara lain: pH Tanah, kelembaban tanah, suhu, kelembaban udara, tutupan kanopi, ketinggian lokasi, kemiringan lereng, arah lereng,  dan koordinat GPS pada setiap lokasi tumbuhnya Bunga Bangkai sebagai bahan penelitian yang akan dikaji kembali setelah tim LIPI selesai dari lapangan.

Sedangkan di luar kawasan konservasi yang menjadi obyek penelitian Bunga Bangkai adalah di Desa Namo Suro Baru Kec. Sibiru biru, Kabupaten Deli Serdang yang tumbuh subur  di sekitar dan dibawa rimbunan bambu. Di lokasi ini sebelumnya salah satu Bunga Bangkai bulan Juni 2020 tumbuh mekar sempurna. Tim LIPI melakukan pendataan Bunga Bangkai yang masih pada fase Vegetatif, terdapat  5 individu pada fase vegetatif yang berukuran cukup besar  dan 10 individu anakan.

         

Peneliti LIPI melakukan pengukuran tinggi tangkai daun, pengambilan dokumentasi dan cek bunga bangkai di Desa Namo Suro Baru, Kec. Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang

 

Lokasi penelitian lainnya adalah kawasan HPT Desa Batu Katak, Kec. Bahorok Kabupaten Langkat. Di Batu Katak, Tim LIPI menemukan Bunga Bangkai yang telah layu, seminggu setelah mekar dan 1 batang Bunga Bangkai serta 4 anakan.  

Bunga Bangkai yang telah layu pasca mekar 1 minggu di Desa Batu Katak-Kec.Bahorok  Kab. Langkat.

 

Tinjauan lapangan yang dilakukan oleh Tim LIPI ini merupakan  kegiatan penelitian dengan judul “Habitat characteristic, population assessment and predicting potential distribution of endangered titan arum (Amorphophallus titanum) in Sumatra”, sudah dimulai pada awal bulan Oktober 2020, dari Provinsi Lampung, Bengkulu, Sumbar,  Sumatera Utara, dan Aceh. Titik beratnya pada penelitian “Karakteristik habitat, Asesmen populasi dan prediksi potensi persebaran titan arum (Amorphophallus titanum) yang terancam punah di Sumatera”.

Nantinya hasil penelitian disajikan  dalam bentuk Laporan Hasil Penelitian, juga disajikan dalam bentuk rekaman perjalanan hasil penelitian berupa  Dokumentasi Photo dan Video, ujar Angga selaku Ketua Tim. Semoga hasil yang dilaksanakan Tim LIPI kelak memberikan harapan masa depan Bunga Bangkai Raksasa di Indonesiau umumnya, dan khususnya Pulau Sumatera sebagai habitatnya. Upaya-upaya konservasi yang dilakukan berguna bagi dunia ilmu pengetahuan, pengelola kawasan konservasi dan kawasan lainnya untuk dunia pendidikan, edukasi dan wisata alam melihat Bunga Bangkai di habitatnya tetap terjaga.

 

Sumber: Balai Besar KSDA Sumatera Utara

Samuel Siahaan (PEH Pertama - Kepala Resort CA/TWA Sibolangit)

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini