Pelepasan Tukik, Lelah Yang Terbayar Tuntas

Rabu, 04 November 2020

Sagulubbeg, 4 November 2020 - Diawali dengan keprihatinan banyaknya telur penyu yang diamanakan petugas Resort Sagulubbeg Seksi Pengelolaan TN. Wilayah I bersama masyarakat yang tidak sampai menetas dikarenakan tingginya gangguan alami dan non alami. Gangguan tersebut berupa pengambilan telur penyu oleh predator alami seperti anjing dan babi, abrasi, ditambah lagi telur yang ditemukan oleh masyarakat selalu diambil. Bahkan bila dijumpai penyu yang sedang bertelur, yang diambil tidak hanya telurnya namun beserta dengan penyunya untuk dikonsumsi.

Pada tahun 2018, dimulailah dilakukan upaya penyelamatan telur secara mandiri, bertepatan dengan musim peneluran penyu di Desa Saggulubeg dan sekitarnya. Masa bertelurnya penyu di daerah ini terjadi pada bulan September sampai dengan April. Kegiatan ini dilakukan melalui upaya penyadartahuan oleh petugas Resort Seksi PTN Wilayah I kepada masyarakat pemburu penyu dan telur penyu. Selain itu, petugas bekerja sama dengan masyarakat dalam upaya konservasi penyelamatan telur penyu ini.

 

Bentuk kerjasama yang dilakukan dengan masyarakat meliputi masyarakat sebagai pencari telur di habitat asli penyu sekaligus memelihara telur-telur tersebut di areal penetasan semi captive yang telah ditentukan. Setiap telur yang dipindahkan diberikan insentif kepada masyarakat.

Pada upaya penyelamatan  pertama, karena belum memiliki pengetahuan yang cukup maka dua sarang yang dipindahkan kemudian dilakukan proses penetasan semi alami mengalami kegagalan. Hal ini dikarenakan tempat pemindahan diterjang abrasi, sehingga telur yang dipindahkan berserakan. Pada percobaan kedua untuk ketiga sarang yang dipindahkan juga ternyata masih gagal. Kegagalan dikarenakan tempat pemindahan telur digenangi air ketika hujan turun, sehingga telur tersebut membeku karena tempat penanaman terlalu basah.

 

Pada percobaan ketiga, petugas bekerjasama dengan masyarakat berhasil mengamankan  empat sarang telur penyu jenis Lekang (Lepidochelys olivaceae) yang dipindahkan semua menetas dan tingkat penetasan telur mencapai 80 - 90 %. Dari rata-rata 90 butir telur yang dipindahkan setiap sarang menetas 78 - 95 tukik. Ketika pagi datang, kabar ini disampaikan pada anak-anak SDN Sagulubbeg, mereka gembira sembari melepas tukik kembali ke alam (habitat aslinya). Hal ini bertujuan sebagai sarana pendidikan konservasi pada usia dini. Tak diduga ternyata tukik yang menetas mampu melunasi semua dahaga dan usaha untuk menyelamatkan telur penyu yang selama ini tidak sampai menetas.

 

 

Sumber: Rusdianto (PEH) - Balai TN Siberut

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini