Selasa, 20 Oktober 2020
Sofifi, 20 Oktober 2020. Momentum hari jadi Taman Nasional Aketajawe Lolobata (TNAL) ke 16 tahun, yang jatuh tepat pada tanggal 19 Oktober 2020. Terdapat kabar gembira yang datang dari Balai Taman Nasional Aketajawe Lolobata. Kabar gembira itu adalah Balai TNAL kembali menemukan sarang lebah raksasa Wallace "Megaachile pluto" di Resort Tayawi, Kota Tidore Kepulauan.
Berukuran sebesar jempol orang dewasa lebah ini pertama kali ditemukan oleh Alfred Russel Wallace dalam expedisinya di Pulau Halmahera pada tahun 1858. Lebah ini juga masuk dalam daftar pencarian spesies yang hilang di Dunia oleh Global Wildlife Conservation (GWC).
Lebah raksasa Wallace yang diduga telah punah ini, tanpa sengaja ditemukan oleh Om Anton salah satu warga suku tobelo dalam yang sedang mencari getah damar. Om Anton berhasil mengabadikan momen langkah dan berharga ini menggunakan smartphone.
Pagi itu, om Anton berangkat mencari damar di hutan menyusuri bukit yang berada dikawasan resort Tayawi. Ditengah perjalanan, tanpa sengaja ia melihat seperti gundukan sarang rayap yang terletak tak jauh diatas pohon. Dia lalu menghampiri gundukan tersebut dan melihat ternyata benda tersebut mirip dengan foto yang pernah ditunjukan oleh Sukardi (salah satu staf teknis di resort Tayawi) kepada saya. Kata om Anton.
Dengan logat khas orang tobelo dalam. Om Anton lanjut bercerita, "Saya duduk diam, lalu memperhatikan gundukan tersebut. Tak lama kemudian, seekor lebah besar berwarna hitam keluar dari lubang. Saya terkejut melihat Ofu (lebah) ini, mirip dengan fotonya Sukardi. Ahirnya saya mengambil handphone dan berusaha untuk mengabadikan beberapa foto yang hanya berjarak kurang lebih dua meter dari sarang tersebut". Cerita om Anton dengan penuh semangat.
Lebah terbesar di muka Bumi ini, terahir terlihat pada tahun 1981 dan kembali ditemukan pada tahun 2019 oleh Eli Wyman, seorang ahli biologi asal Amerika dan beberapa orang temannya yang berhasil menemukan dan mempublikasikan hasil temuan lebah raksasa Wallace di Pulau Halmahera ke seluruh penjuru Dunia.
Temuan "Megaachile pluto" di kawasan Taman Nasional Aketajawe Lolobata di Pulau Halmahera, Provinsi Maluku Utara. Membuktikan, bahwa didalam kawasan konservasi ini masih banyak menyimpan keanekaragaman hayati jenis flora dan fauna endemik Maluku Utara. Salah satunya adalah spesies serangga yang paling langka dan banyak dicari oleh para peneliti di dunia.
Untuk itu, sebuah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar dan hukumnya wajib untuk tetap menjaga dan melestarikan kawasan Taman Nasional Aketajawe Lolobata sebagai jantung dan benteng terahir Pulau Halmahera.
Sumber : M. Sofyan Ansar - Polhut Balai Taman Nasaional Aketajawe Lolobata
Foto : Antonius Tayawi
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0