Balada Pemulihan Ekosistem di Kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop

Selasa, 13 Oktober 2020

Jayapura, 13 Oktober 2020. Kepala Balai Besar KSDA Papua, Edward Sembiring, S.Hut., M.Si., bersama tim melakukan peninjauan di tiga lokasi Pemulihan Ekosistem (PE) Kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop. Lokasi yang telah ditinjau adalah Kampwolker di Resort Port Numbay pada 3 Oktober 2020, Sabron Sari di Resort Moy pada 5 Oktober 2020, dan Pasir Enam di Resort Ravenirara pada 9 Oktober 2020. Adapun peninjauan di satu lokasi, yaitu APO yang masuk dalam wilayah Resort Port Numbay, akan dijadwalkan kemudian.

Menurut Danial Idris, Kepala KPHK Cycloop-Youtefa, pohon yang ditanam di lokasi PE memang tidak 100% hidup. Tetapi pihak Balai Besar KSDA Papua telah mengalokasikan bibit untuk perawatan. Dalam waktu dekat, pohon-pohon yang mati akan disulam.

Merunut ke belakang, PE yang dilakukan oleh Balai Besar KSDA Papua telah terlaksana pada rentang waktu 28 Juli sampai 3 September 2020. Danial memberikan keterangan, awalnya PE direncanakan di tiga lokasi. Namun setelah melakukan pemeriksaan ulang ke lapangan dan mendapatkan hasil peta citra drone terbaru, pihak Balai Besar KSDA Papua memutuskan PE dilaksanakan di empat lokasi.

Pertama, di Sabron Sari wilayah Resort Moy seluas 28 hektar, dengan model penanaman menggunakan kompos blok. Kedua, di antara Buper dan Kampwolker wilayah Resort Port Numbay seluas 55 hektar. Ketiga, di APO wilayah Resort Port Numbay seluas tujuh hektar. Keempat, di Pasir Enam wilayah Resort Ravenirara seluas 10 hektar. Pada tiga lokasi yang disebutkan belakangan, model penanamannya menggunakan kompos organik biasa.

Di antara jenis pohon yang ditanam di lokasi PE Cagar Alam Pegunungan Cycloop adalah merbau (Intsia bijuga), bintangur pantai (Calophyllum inophyllum), lolang hutan (Sterculia parkinsoni), matoa (Pometia pinnata), cemara gunung (Casuarina junghuniana), dan sengon laut (Paraserianthes falcataria). Mengenai jumlah, dalam setiap hektar ditanami 600 pohon, sehingga total yang ditanam adalah 60.000 pohon.

Pelaksanaan PE ini didasarkan pada dokumen Rencana Pemulihan Ekosistem yang telah disusun pada tahun 2019, dan telah disahkan oleh Direktur Kawasan Konservasi, Ditjen KSDAE, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Danial menyampaikan, tujuan PE ini adalah untuk mengembalikan fungsi kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop, terutama fungsi hidrologisnya. Adapun proses pelaksanaannya menggunakan tahapan PE, yang diawali dengan prakondisi. Pada tahap ini Balai Besar KSDA Papua telah mengumpulkan data-data penting terkait PE, seperti luas bukaan lahan, juga identifikasi masyarakat di sekitar kawasan.

“Dari situ baru kita bisa menentukan langkah-langkah pemulihan ekosistem, misalnya siapa saja yang perlu di dalamnya, pola pembentukan kelompoknya seperti apa, dan sebagainya. Kalau kita lihat petunjuknya, ya, tampaknya mudah. Tinggal bentuk kelompok, kemudian lakukan penanaman. Tapi kalau sudah turun ke lapangan, bertemu masyarakat, ternyata tidak semudah itu juga. Maka, saya bilang memahami masyarakat di sekitar kawasan yang akan kita pulihkan ekosistemnya ini sangat penting,” ungkap Danial.       

Lebih lanjut Danial menyatakan, hampir tidak ada kawasan yang bebas sama sekali dari persoalan. Di Cycloop, misalnya, masing-masing resort memiliki karakteristik khusus, sehingga penyelesaian masalahnya pun sangat khusus. Menurutnya, pola pendekatan yang tepat kepada masyarakat adalah kunci utama dalam proses PE, terutama di kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop.

Dalam proses PE di Cagar Alam Pegunungan Cycloop, masyarakat yang terlibat adalah mereka yang memiliki hubungan langsung dengan Cycloop. Di empat lokasi penanaman, jumlah masyarakat yang terlibat sekitar 200 orang. Danial menyatakan, “Masyarakat yang merambah, kita upayakan bisa terlihat. Kemudian masyarakat yang peduli juga kita libatkan. Dengan menggabungkan dua kelompok itu kita mengharapkan ada para pembawa pesan konservasi di lapangan, dan dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas lagi.” 

Pada kesempatan meninjau lokasi PE, Edward Sembiring menyampaikan apresiasinya kepada tim Balai Besar KSDA Papua beserta masyarakat yang terlibat. Menurutnya, mekanisme PE ini adalah padat karya melibatkan masyarakat. Dalam pelaksanaannya, tetap menaati protokol kesehatan untuk pencegahan Covid-19.

Edward menyatakan, “Tugas kita sekarang adalah merawat semua pohon yang telah kita tanam, sampai kelak dewasa. Jadi, teman-teman yang sudah menerima tanggung jawab di dalam PE ini supaya tetap berada di kawasan, memantau secara berkala. Mudah-mudahan upaya kita hari ini memperoleh hasil terbaik di masa depan.” (djr)

Sumber : Balai Besar KSDA Papua

Call Center : 0823 9802 9978 

 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini