Selasa, 29 September 2020
Jember, 29 September 2020. Salah satu satwa prioritas yang dilindungi di kawasan Taman Nasional Meru Betiri (TN MerBeti) adalah Macan tutul jawa (Panthera pardus), tercatat persebarannya merata di seluruh kawasan. Berdasarkan identifikasi pola tutul, populasi Macan Tutul Jawa yang dapat diidentifikasi pada tahun 2017-2019 secara berurutan adalah sebanyak 6 individu, 15 individu, dan 12 individu, dengan kepadatan (densitas) satwa langka ini diperkirakan berturut-turut sebesar 6, 10, dan 7 individu untuk setiap 100 Km2. Secara keseluruhan, jumlah populasi Macan Tutul Jawa yang dapat diidentifikasi sampai dengan tahun 2019 sebanyak 15 ekor, yang terdiri dari 8 betina dan 7 jantan. Untuk mendapatkan data dan informasi terbaru yang keberlanjutan program/kegiatan pengelolaan satwa liar, dan untuk mengetahui kondisi populasi dan habitat Macan Tutul Jawa beserta satwa mangsa (prey) dan satwa lainnya, Balai TN Meru Betiri melaksanakan Kegiatan Monitoring Karnivora Besar.
Kegiatan monitoring karnivora besar ini dilaksanakan selama ±5 bulan (Agustus - Desember 2020). Kamera trap akan dipasang selama ±30 hari (1 bulan) pada 52 grid (petak contoh) pada bulan September dan akan diambil pada akhir Oktober 2020. Lokasi kegiatan adalah 5 site monitoring yang berupa 52 grid dari total 150 Grid kawasan TN Meru Betiri dan berada di wilayah Resort Bandealit, Sanenrejo, Sukamade, Karangtambak, Sumberpacet, dan Resort Malangsari. Kegiatan ini diikuti juga oleh perwakilan SINTAS dan Kader Konservasi dari Kabupaten Jember dan Banyuwangi, selain Petugas dari Balai TNMB (POLHUT,PEH, MMP, dan Masyarakat lokal dari sekitar kawasan).
“Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat tentang populasi karnivora besar di kawasan TN Meru Betiri, dengan data informasi tersebut diharapkan dapat memberikan hasil (outcome) berupa informasi kondisi populasi dan habitat karnivora besar serta satwa mangsanya” ujar Nur Kholiq sebagai Ketua Tim Kerja.
Haryo T Wibisono Direktur SINTAS yang mengikuti kegiatan mengatakan “Sejak 2017, Balai Taman Nasional Meru Betiri telah melakukan survei cameratrap secara periodik selama empat tahun berturut-turut, menghasilkan salah satu estimasi kepadatan macan tutul Jawa yang paling kuat. Selain itu juga telah membentuk tim khusus mereka sendiri, menerapkan desain pengambilan sampel yang kuat, secara mandiri, melakukan survei dan menganalisis kumpulan data, serta menggunakan hasilnya untuk mengarahkan intervensi konservasi di TN Meru Betiri. Kami bangga belajar dari tim-tim hebat ini" tutup Hariyo.
Sumber : Balai Taman Nasional Meru Betiri
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0