Kamis, 17 September 2020
Bontang, 16 September 2020 - Fredrik Somisu, anggota KPA A’memay dari Kampung Tablasupa, Kabupaten Jayapura, menerima Anugerah Konservasi Alam. Anugerah tersebut untuk kategori Mitra KSDAE dari unsur Tokoh Masyarakat inisiator penguatan fungsi kawasan konservasi. Penerimaan anugerah berlangsung pada puncak Hari Konservasi Alam Nasional 2020 (HKAN) di Taman Nasional Kutai, Bontang, Kalimantan Timur.
Sebelumnya, Fredrik pernah dinobatkan sebagai Pejuang Konservasi oleh UPT KLHK Provinsi Papua pada Hari Bhakti Rimbawan, Mei 2018 silam. Inovasi konservasi yang dilakukan Fredrik adalah mengajak masyarakat membuat imitasi burung cenderawasih, yang biasanya digunakan oleh masyarakat Papua dalam acara-acara adat atau kesenian. Dengan imitasi burung cenderawasih, akan mengurangi penggunaan burung atau bulu cenderawasih asli.
Dalam sejarahnya, Fredrik adalah seorang pejuang konservasi yang gigi menjaga populasi cenderawasih di alam. Sebagai masyarakat tradisional, Fredrik masih menemukan acara berburu di kampungnya, di kawasan penyangga Cagar Alam Pegunungan Cycloop. Fredrik memperjuangkan adanya peraturan kampung yang melarang penggunaan senjata api di dalam perburuan.
Kepala Balai Besar KSDA Papua, Edward Sembiring, S.Hut., M.Si., menyatakan apresiasinya atas pencapaian yang diraih Fredrik. Keberadaan mitra konservasi seperti Fredrik Somisu sangat penting dalam proses menjaga kawasan. Pada kesempatan yang sama, Edward juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung upaya-upaya Fredrik dalam menjaga alam. Ke depan, semoga akan lahir semakin banyak Fredrik yang lain, sehingga alam Papua tetap harmoni dan terjaga.
Selain itu, Edward juga mendukung rencana masyarakat, khususnya dari desa binaan di Tablasupa, menyediakan souvenir imitasi cenderawasih bagi para tamu PON XX. Ia mengimbau, baik kepada para pencinta seni maupun masyarakat umum, supaya membeli imitasi mahkota cenderawasih dari para kreator ini.
“Dengan membeli imitasi cenderawasih, akan ada dua hal positif yang tercapai, yaitu cenderawasih bisa lestari, dan masyarakat sejahtera,” ungkap Edward.
Sumber: Balai Besar KSDA Papua
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0