Info Call Center, BKSDA Jambi Bergegas Tanggulangi Konflik Gajah Bersama Mitra

Kamis, 03 September 2020

Salah satu gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) yang menjadi target relokasi 

Tanjabbar 19 Agustus 2020. Upaya pelestarian satwa liar terus dilakukan. Salah satu nya dengan menanggulangi konflik antara manusia dan satwa liar. Bermula dari Call Center Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi yang mendapat laporan dari warga bahwa ada sekawanan gajah liar yang masuk ke kebun masyarakat Desa Muara Danau Kecamatan Renah Mendaluh, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), Jambi . Laporan warga diteruskan call center ke Kepala Seksi Konservasi Wilayah III (Faried,SP) yang kemudian menugaskan tim untuk melakukan penanganan terhadap gajah tersebut.

Tim Seksi Konservasi Wilayah (SKW) III dari Balai KSDA Jambi segera berkoordinasi dengan Masyarakat Mitra Konservasi Balai KSDA Jambi yang terjun langsung ke lokasi. Setibanya dilokasi, tim mendapati gajah disversal berjumlah 3 ekor dengan jenis kelamin Jantan dan berhasil melakukan pengiringan gajah liar secara manual dengan mengandalkan tenaga manusia.

Ketua tim penanganan konflik dari SKW III Balai KSDA Jambi, Hefa Edison mengatakan bahwa, “Kita dari Balai KSDA Jambi masih melakukan pengiringan gajah liar secara manual. Hal ini dilakukan karena Kita belum memiliki gajah jinak sebagai pembantu penggiringan gajah dari Desa Lubuk Kambing ke Desa Muara Danau dan berhasil digiring ke habitatnya yang mengarah ke Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT)” ujarnya.

Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) adalah subspesies dari gajah asia yang hanya berhabitat di Pulau Sumatera. Gajah sumatra berpostur lebih kecil daripada subspesies gajah india. Gajah memberikan kontribusi yang cukup bermanfaat bagi alam. Bagi hutan atau alam, kotoran gajah nantinya akan menyuburkan pepohonan dan tumbuhan serta penyebaran bijinya juga dilakukan oleh gajah. Gajah memakan biji-bijian yang kemudian ia buang dalam kotoran ke berbagai tempat yang dilewatinya. Setelah diolah oleh sistem pencernaan, biji-bijian yang jatuh ke tanah itupun seakan langsung disuburkan oleh kotoran alami tadi sehingga tumbuh lebih cepat. Namun, Populasinya semakin menurun dan menjadi spesies yang sangat terancam. Sekitar 2000 sampai 2700 ekor gajah sumatera yang tersisa di alam liar.

Kepala BKSDA Jambi, Rahmad Saleh, mengatakan tim gabungan ini bertugas untuk melakukan sosialisasi mengenai keberadaan gajah di lokasi tersebut sehingga mengurangi resiko konflik gajah dengan manusia. Setelah melakukan sosialisasi, tim kemudian melakukan proses penggiringan gajah.  “Upaya penanganan konflik satwa dan manusia di Jambi adalah tanggung jawab kita bersama. Oleh karena itu, kerja sama antara masyarakat dan pemerinntah sangat diperlukan agar permasalahan ini dapat ditanggulangi, sehingga keselestarian satwa liar dapat terjaga” tutupnya.

Sumber : Humas Balai KSDA Jambi

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini