Senin, 31 Agustus 2020
Pelaihari, 26 Agustus 2020 – Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Selatan (BKSDA Kalsel), Dr. Ir. Mahrus Aryadi, M.Sc melaksanakan supervisi kegiatan monitoring populasi bekantan di SM Pelaihari. Pengarahan dilaksanakan di Kantor Seksi Konservasi Wilayah I Pelaihari, dihadiri oleh Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Mirta Sari, S.Hut, M.Si, ketua tim monitoring bekantan Titik Sundari, S. Hut, dan 3 anggota tim yang terdiri dari fungsional PEH dan Penyuluh. Kegiatan monitoring direncanakan selama 7 hari di sepanjang Sungai Sebuhur dan Sungai Suwarangan yang merupakan site monitoring bekantan di kawasan ini. Bekantan merupakan spesies prioritas terancam punah yang telah ditetapkan oleh Dirjen KSDAE untuk Wilayah Kalimantan Selatan yang perlu ditingkatkan populasinya. Guna memenuhi mandat tersebut, dilakukan kegiatan monitoring populasi bekantan secara berkala untuk mendapatkan seri data yang baik sehingga dapat dijadikan dasar dalam mengambil kebijakan dan langkah lebih lanjut terhadap upaya peningkatan populasinya.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Balai memberikan arahan terkait efektivitas metode serta pembagian tugas personil sehingga dapat menjawab maksud dan tujuan kegiatan monitoring. Untuk mengetahui lebih jauh hal-hal apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan dalam kegiatan monitoring, Kepala Balai turut meninjau secara langsung aktivitas kegiatan di lapangan. Karakteristik SM Pelaihari yang posisi kawasannya memanjang dan terletak di bagian paling selatan Pulau Kalimantan, menjadikan sungai-sungainya sebagai akses lalu lintas masyarakat menuju ke laut. Dengan adanya banyak akses pintu masuk tersebut berpotensi besar terjadi aktivitas manusia di dalam kawasan yang dapat mengganggu habitat bekantan. Pendekatan persuasif kepada masyarakat terus dilakukan untuk tidak merusak habitat bekantan, karena kualitas habitat merupakan kunci perkembangan populasi bekantan.
Dr. Mahrus juga memberikan energi semangat kepada tim pelaksana kegiatan di tengah masa pandemi Covid 19, “Bekerja harus beradaptasi dengan kebiasaan baru sehingga hasil pengamatan dapat memberikan manfaat dalam pengelolaan satwa bekantan dan habitatnya di masa yang akan datang”. Himbau Beliau. (ryn)
Sumber : Noer Vana Dwi Prasetyo - PEH Balai KSDA Kalimantan Selatan
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0