Pengelolaan Kolaboratif Menjadi Kunci Sukses Pengelolaan Kawasan Ekosistem Esensial

Senin, 29 Juni 2020

Lombok Barat, 18 Juni 2020 - Senyum Bahagia dan tawa cerita peserta memenuhi suasana pelepasliaran tukik dalam rangkaian Hari Penyu Sedunia, Hari Lingkungan Hidup dan Road to Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN). Sebanyak 100 ekor tukik jenis Penyu Lekang (Lepidocelys olivaceae) dilepas pagi itu di Pantai Kuranji Dalang. Pelepasliaran juga diikuti masyarakat dan pengunjung pantai dilokasi.

Selesai pelepasliaran, acara kembali dilanjutkan dengan diskusi hanya bersama Para Kelompok Pelesatari Penyu di Lombok Barat, Mataram dan Lombok Utara. Kegiatan diskusi dipandu oleh Maiser Syahputra, Dosen Prodi Kehutanan Universitas Mataram. Plt Kepala BKSDA NTB Dedy Asriady, memberikan arahan dan pesan bijak bahwa melepas penyu adalah pekerjaan mulia. Kita telah mengantarkan mereka kembali ke alam bebas yang dengan kata lain kita telah turut serta melestarikan keanekaragaman hayati kedepan. Beliau juga bercerita panjang lebar mengenai kisah "From Zero to Hero" yang Beliau lakukan dalam melestarikan kupu-kupu di Sulawesi Selatan dulu. Hal senada juga disampaikan KSBTU Lugi Hartanto.

Diskusi kemudian bersambung dengan curhatan suka duka, keberhasasilan, kendala yang sedang dihadapi dan harapan para Kelompok Pelestari Penyu yang hadir diwakilkan langsung oleh para Ketua Kelompok. Mereka adalah Haji Awan Ketua Kelompok Pelestari Penyu Mapak (KPPM) (Mataram), Masnun Ketua Kelompok Kerabat Penyu Lombok (Lombok Barat / Lokasi) dan Fikriludin Ketua Turtle Conservation Community Nipah (Lombok Utara).

Kegiatan semacam ini adalah kegiatan yang rutin dilaksanakan di Kawasan Ekosistem Esensial ( KEE) Penyu Lombok Barat sebagai salah satu contoh pengelolaan KEE di NTB yang aktif berjalan. KEE Lombok Barat merupakan KEE pertama yg ditetapkan oleh Bupati Lombok Barat melalui SK Bupati nomor 345/6/DLH/2017 seluas 27.137,34 Ha.

Terbentuknya KEE diinisiasi oleh BKSDA NTB difasilitasi oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat. Diawali dengan terbentuknya forum KEE yang beranggotakan instansi terkait Lingkup pemerintah Daerah Lombok Barat, Pemprov NTB, kelompok masyarakat pelestari penyu, hotel sebagai adopter, dan swasta. Dukungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat, Dinas kelautan perikanan provinsi NTB, adopter menjadi wujud rasa memiliki forum terhadap KEE ini.

Lokasi ini beberapa kali menerima kunjungan studi banding KEE Sulawesi Utara, dan wisata edukasi konservasi penyu baik dalam dan luar negeri. Mahasiswa Yeungnam University Korea Selatan, dan volunteer dari Jerman juga pernah berkunjung dan baelajar bersama pelestarian penyu. Dalam beberapa kesempatan Sanctuary ini juga menjadi tempat rehabilitasi Stranded Sea Turtles. Wujud kecintaan bersama akan lingkungan hidup ditunjukkan pada kesungguhan bergerak bersama mengelola Kawasan Ekosistem Esensial di Provinsi NTB. 

Sumber: Balai KSDA Nusa Tenggara Barat

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Belum terdapat komentar pada berita ini