Sabtu, 06 Juni 2020
Sukabumi, 5 Juni 2020. Kabar gembira kembali hadir dari keluarga pasangan Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) Penguasa Tahta Langit Gunung Salak Bagian Utara yaitu Ki Jalu dan Nyi Beti di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), yang mana pada awal bulan Mei 2020 lalu berhasil melahirkan si “Wira “. Baru-baru ini, tepatnya di pertengahan bulan Mei, kakak si Wira yaitu “Rakata” yang lahir pada tahun 2016 kembali ke sarang bersama keluarga besarnya untuk mendapatkan pemeliharaan/pelajaran bersama dengan sang adik dari induk betina dalam satu sarang yang sama atau dikenal istilah Tandem Nursing.
Tandem Nursing adalah istilah yang digunakan pada masa dimana induk Elang Jawa melakukan pemeliharaan dua anak yang berbeda usia secara bersamaan dalam satu sarang. Aktivitas ini biasanya dilakukan karena Induk tengah melahirkan anak lagi dan merasa belum siap untuk menyapih si Kakak. Meskipun melelahkan, aktivitas ini sangat bermanfaat, baik untuk Induk ataupun kedua anaknya. Berdasarkan referensi dan komunikasi dengan para ahli (Yamazaki – President of ARRCN dan Usep Suparman – RCS/RAIN) pemeliharaan dua anak/ tandem nursing di sarang pada Elang Jawa sangat mungkin terjadi karena masa pemeliharaan anak berlangsung selama 3-5 tahun, dan Elang Jawa berbiak setiap 2 tahun sekali.
“Kejadian Tandem Nursing atau pemeliharaan 2 anak, Si Wira dan Si Rakata oleh Nyi Beti secara bersamaan dalam satu sarang yang sama merupakan momen yang langka dan sekaligus membuktikan bahwa misteri Tandem Nursing pada keluarga Elang Jawa memang benar-benar terjadi. Sepanjang pengetahuan kami, yang telah melakukan pengamatan Elang Jawa di kawasan TNGHS selama 20 tahun, bahwa sampai saat ini belum ada yang mendokumentasikan dan mempublikasikan kejadian tandem nursing pada keluarga Elang Jawa,” cerita PEH senior Balai TNGHS, Wardi Septiana.
“Sampai pada akhirnya kesabaran dan waktu lah yang memberi bukti bahwa Tandem nursing memang benar-benar terjadi. Pada pertengahan Mei 2020 kami temukan Rakata berada di sarang Nyi Beti, kehadiran Rakata ini guna mendapatkan pengasuhan sekaligus pembelajaran merawat sang adik. Kehadiran Rakata membuat peran Ki Jalu (sang Jantan) dalam pemeliharaan si Wira menjadi berkurang. Rakata yang sering terlihat datang ke sarang membawa pakan, tercatat paling tidak 1 kali setiap hari datang ke sarang. Setiba di sarang Rakata hanya meletakkan pakan yang didapat untuk kemudian Nyi Beti mencabik-cabik makanan tersebut untuk diberikan kepada si Wira. Proses ini tentu banyak manfaatnya bagi Rakata untuk terus belajar dan berkembang sebelum benar-benar meninggalkan sarang untuk mencari teritori dan pasangan yang baru, sehingga dapat mengemban tugas dengan baik dan bijaksana dalam menjaga keseimbangan ekosistem di kawasan Gunung Salak bagian Utara,” cerita Wardi.
Sumber : Wardi Septiana - PEH Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak
Balai TN Gunung Halimun Salak: Jl. Raya Cipanas Kec. Kabandungan Sukabumi 43368 Jawa Barat, Telp/Fax. (0266) 621256/ 621257;
email: tnhalimunsalak@gmail.com;
Website: www.halimunsalak.org;
Twitter & IG: @halimunsalaknp
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0