Senin, 11 Mei 2020
Masohi, 08 Mei 2020. Pandemi global Virus Covid-19 tengah melanda dunia. Pengaruhnya juga dirasakan masyarakat Negeri (Desa) Masihulan, salah satu desa penyangga Taman Nasional (TN) Manusela, karena arus wisatawan mancanegara yang datang ke Negeri mereka dan TN Manusela terhenti dalam jangka waktu yang cukup lama.
Negeri Masihulan dikenal sebagai tujuan wisata para ekowisatawan dengan minat khusus pengamatan burung (bird-watching). Oleh karena itu banyak masyarakat yang menggantungkan kehidupannya pada sektor ekowisata ini. Bagi anggota masyarakat Negeri Masihulan, terhentinya kunjungan wisatawan di tengah wabah virus Covid-19 berarti berkurangnya pendapatan mereka dari sektor wisata.
Berkurangnya peluang dan ruang gerak dalam menghidupi perekonomian keluarga di tengah pandemi COVID 19, tidak menjadi halangan bagi Balai TN Manusela dan masyarakat Negeri Masihulan untuk tetap menjaga asa dengan tetap berkarya di tengah tidak adanya kunjungan wisatawan. Salah satu upaya adalah dengan tetap membuat kerajinan tangan khas daerah Maluku yang disebut dengan "Lopa-lopa". Lopa-lopa adalah sejenis tas tradisional yang dibuat dari bahan baku pelepah sagu, daun tikar (pandan) dan rotan. Lopa-lopa umumnya diperjualbelikan disela-sela kunjungan wisatawan sebagai cinderamata. Akibat pandemi Covid 19, dengan tidak adanya kunjungan wisatawan, kerajinan tas lopa-lopa produk masyarakat tidak ada yang membeli.
Sebagai bagian dari pemerintah, Balai TN Manusela memiliki tanggung jawab untuk menjaga agar masyarakat desa penyangganya tetap produktif sehingga dapat membantu perekonomian masyarakat terus berjalan di tengah keprihatinan ini. Oleh sebab itu, Balai TN Manusela bekerjasama dengan masyarakat menjalankan program “bantuan produktif” yang konsepnya adalah melakukan pemesanan dan membeli lopa-lopa produk masyarakat. Konsep kerjasama ini adalah wujud keberpihakan pemerintah kepada usaha produktif masyarakat agar asanya dapat terus terjaga di tengah pandemi Covid 19.
Program ini dijalankan dengan aktivitas pendampingan dari personil Resort Masihulan, SPTN Wilayah I Wahai yakni Kepala Resort Masihulan Cecep Setiawan, SP, Ade Muliyanto (PEH) dan Sartika Sinulingga, S.Si. (Penyuluh Kehutanan). Melalui pendampingan, BTN Manusela menjalankan peran dalam memotivasi dan mengajak masyarakat untuk tetap semangat dan produktif di tengah situasi dan keadaan seperti ini. Di samping itu, ketiga pegawai TN Manusela ini juga turut serta dalam proses pembuatan lopa-lopa mulai dari pengambilan bahan baku pelepah sagu dari hutan sagu, penyiangan, pemolaan, pembentukan sampai dengan penganyaman. Dari aktivitas ini, kedua pegawai ini juga mendapatkan pembelajaran tentang tradisi dan kearifan lokal masyarakat Negeri Masihulan.
Juga tidak ketinggalan, di setiap pertemuan dan berkumpul dengan masyarakat, pendamping dari Balai TN Manusela tidak lupa memberikan penyadartahuan terkait pencegahan penyebaran Covid 19 agar masyarakat dapat mengerti dan memahami cara pencegahannya serta tidak mudah termakan dengan berita hoax di situasi dan keadaan seperti ini.
Sumber : Ade Mulyanto - PEH Balai Taman Nasional Manusela
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0