Pelepasan Tukik Hasil Relokasi Petugas Resor Loh Wau, Pulau Komodo

Rabu, 06 Mei 2020

Labuan Bajo, 6 Mei 2020. Petugas Resor Loh Wau, Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II Pulau Komodo berhasil merelokasi telur penyu hijau (Chelonia mydas) dan menetaskan telur-telur tersebut kedua kalinya. Upaya penyelamatan ini diinisiasi oleh Kepala Resor Loh Wau, Ikhwan Syahri, S.Hut., pertama kali pada Bulan Februari 2020. Pada relokasi pertama, Ikhwan bersama anggotanya berhasil menyelamatkan 60 butir telur penyu hijau. Lima puluh dua butir telur lantas menetas setelah menjalani masa inkubasi selama dua bulan lamanya pada sarang buatan yang dibuat oleh Ikhwan dan anggotanya. Pada Bulan Maret-April 2020, Ikhwan bersama dengan tim monitoring sarang bertelur penyu yang dipimpin oleh Pengendali Ekosistem Hutan Pertama, Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.S., merelokasi telur-telur penyu hijau lainnya yang berada di Pulau Lengah, SPTN Wilayah II Pulau Komodo. Upaya relokasi ini sangat penting untuk dilakukan karena Pulau Lengah menghadapi ancaman gangguan dari para pencuri telur. Selain adanya intervensi manusia, luasan pesisir pantai Pulau Lengah relatif sempit. Hal ini berpotensi terjadinya tumpang tindih lokasi bagi indukan penyu untuk meletakan telur. Oleh karena itu, kegiatan relokasi telur penyu perlu dilakukan dengan konsisten.

Pada kesempatan kedua ini, Ikhwan dan Ikbal berhasil merelokasi 124 butir telur penyu hijau. Pada tanggal 3 Mei 2020, 77 butir telur menetas (62.1%). Namun, hal ini bukan berarti telur lainnya tidak akan menetas. Berdasarkan pengamatan di lapangan, dalam kurun waktu 3-4 hari kedepan, telur-telur tersebut akan menyusul untuk menetas. Kepala Balai Taman Nasional Komodo, Lukita Awang Nistyantara, S.Hut., M.Si. dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha (KSBTU), Dwi Putro Sugiarto, S.Hut., M.Si. turut berpartisipasi dalam pelepasan tukik yang dilakukan di pesisir pantai Loh Wau, Pulau Komodo. Selain Kepala Balai dan KSBTU, pelepasan ini juga turut dihadiri oleh Satuan Petugas SPIP Balai Taman Nasional Komodo Tahun 2020 yang kebetulan sedang melaksanakan pemantauan penyelenggaraan SPIP Triwulan I di Resor Loh Wau.

Penyu seringkali dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan pakan dan cenderamata. Manusia mengkonsumsi telur penyu dengan alasan peningkatan vitalitas. Manusia juga menangkap penyu untuk mengkonsumsi dagingnya serta menjadikan cangkangnya sebagai bahan dasar cenderamata. Padahal manfaat jasa ekosistem penyu jauh lebih besar dan berguna bagi keberlangsungan hidup manusia itu sendiri. Keberadaan penyu di dalam kawasan Taman Nasional Komodo sangat esensial peranannya. Penyu merupakan pengendali ekosistem alami bagi ekosistem terumbu karang dan padang lamun. Penyu berperan penting dalam pengendalian populasi ubur-ubur, alga dan polip. Kontrol alami yang dilakukan oleh penyu tersebut menjadikan ekosistem perairan di dalam kawasan Taman Nasional Komodo sehat.

Petugas juga sempat mengabadikan momen pelepasan tukik dalam bentuk Instagram TV yang diunggah oleh akun Instagram resmi Balai Taman Nasional Komodo (@komodo_national_park). Video tersebut dapat dilihat melalui tautan berikut: https://www.instagram.com/tv/B_y2A4FAYn3/?igshid=19isuex6ylh5q . Saat ini, Resor Loh Wau masih memiliki 154 telur penyu hijau dalam penangkaran buatan. Telur-telur tersebut diprediksikan akan menetas pada awal Bulan Juni tahun 2020.

Sumber: Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.S. - Balai Taman Nasional Komodo

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini