Harimau Sumatera di Pelangiran Tertangkap

Selasa, 05 Mei 2020

Pekanbaru, 5 Mei 2020. Pelangiran sebuah nama yang mengingatkan kita pada konflik antara Harimau Sumatera dan manusia.

Diawali jatuhnya korban jiwa seorang pekerja PT. THIP pada awal Januari 2018. Tim Balai Besar KSDA Riau segera diturunkan dan membentuk Tim terpadu bersama Pemkab Inhil, TNI, Polri, BPBD, Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD) dan pemegang konsesi.  Namun sayang, pada bulan Maret 2018 seorang pekerja pembuat sarang Burung walet kembali menjadi korban.

Suasana perkampungan mencekam. Tim terpadu siang malam berjaga untuk memberikan ketenangan kepada warga. Warga mengadakan do'a bersama dan memotong kambing untuk tolak bala. Berbagai upayapun dilakukan Tim terpadu untuk menanggulangi  konflik tersebut. Termasuk dengan mendatangkan pawang Harimau Sumatera asal Aceh dan seorang komunikator satwa dari Kanada. Namun seluruh upaya tersebut tidak membuahkan hasil. Timpun tidak menyerah begitu saja.

Hingga akhirnya, tepat di hari ke 108, di Blok 79/12 Estate EBONI PT. THIP, seekor Harimau Sumatera yang diduga sering menimbulkan korban jiwa berhasil dibius oleh Tim terpadu untuk direhabilitasi di PRHSD di Sumatera Barat.

Meskipun HS yang diduga sering menimbulkan korban jiwa  telah direhabilitasi, akan tetapi konflik antara Harimau Sumatera dan manusia masih saja terjadi. Di bulan Mei 2019, seorang pemanen Akasia di PT RIA, Kec. Pelangiran kembali menjadi korban berikutnya disusul seorang perawat Akasia di tempat yang sama pada bulan Oktober 2019.

Tim terpadu makin intens bekerja untuk mencari solusi. Tim bekerja sangat hati hati. 7 camera trap dan 4 box trap dipasang di lokasi. Namun sayang, 30 Januari 2020 kembali seorang pencari kayu menjadi korban konflik satwa Harimau Sumatera dan manusia di Kec. Pelangiran, Kab. Inhil.

Dari hasil rekaman camera trap diketahui 6 kali Harimau Sumatera hampir memasuki box trap yang dipasang Tim, namun seolah olah satwa tersebut  menunjukkan tanda tanda keraguan dan tidak jadi memasuki box trap yang dipasang.

Tim Terpadu selalu mengevaluasi setiap hasil rekaman camera trap dan menemukan bahwa ada kemiripan tingkah laku Harimau Sumatera tahun 2018 hingga tahun 2020.

Akhirnya, Sabtu, 2 Mei 2020, Harimau Sumatera suspect Man eater telah berhasil masuk dalam box trap yang dipasang Tim Terpadu di Petak 0226 Kanal Sekunder 41 D PT RIA Desa Tanjung Simpang, Kec. Pelangiran, Kab. Inhil dengan umpan satu ekor kambing.

Dengan dikomandoi langsung oleh Kepala Balai Besar KSDA Riau, bapak Suharyono, Tim Terpadu membawa HS dari lokasi ke kantor Distrik PT RIA dengan waktu 1,5 jam menggunakan perahu motor,  sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD) di Sumatera Barat agar Harimau Sumatera menjalani rehabilitasi. Perjalanan ditempuh selama kurang lebih 20 jam. Tim sampai di Dharmasraya pada hari Minggu, 3 Mei 2020 pukul 18.10 WIB.

Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berupaya dengan sekuat tenaga membantu penanggulangan konflik satwa Harimau Sumatera dan manusia di Kec. Pelangiran, Kab. Inhil.

Sumber: Balai Besar KSDA Riau

 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini