Kamis, 09 Januari 2020
Rabu, 8 Januari 2020. Slogan keluarga kecil bahagia tidak hanya berlaku untuk manusia namun berlaku juga untuk satwa. Di Resort Pengelolaan Taman Nasional (PTN) Selabintana, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), tepatnya di Blok Citinggar, satu keluarga owa jawa (Hylobates moloch) yang berjumlah 4 (empat) individu, terdiri dari 2 (dua) individu dewasa, 1 (satu) individu remaja, dan 1 (satu) anak terpantau sedang melakukan aktivitas pagi. Saat cuaca agak mendung, ditambah dengan angin sepoi-sepoi keempat owa jawa terlihat bergelayutan, bergerak kesana kemari diantara pepohonan mencari makan dan terlihat sangat riang.
Owa jawa (H. moloch) merupakan salah satu primata endemik di Pulau Jawa. Di TNGGP, keberadaan owa jawa hampir tersebar di seluruh Resort TNGGP, salah satunya Resort PTN Selabintana. Satwa ini merupakan salah satu dari 3 (tiga) satwa prioritas yang ada di TNGGP yang selalu dimonitoring keberadaannya. Seperti diketahui, owa jawa hidup berpasangan dalam sistem keluarga monogami, sehingga owa jawa hanya akan dijumpai dalam kelompok-kelompok kecil, yaitu sekitar 3 (tiga) sampai 5 (lima) ekor. Dalam IUCN Red List, owa jawa tercatat sebagai satwa dengan status Endangered (terancam punah). Sehingga merupakan suatu kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri dapat menjumpai owa jawa secara langsung di alam bersama keluarga kecilnya. Karena keberadaan keluarga kecil owa jawa tersebut dapat menjadi indikator jumlah populasi owa jawa yang semakin bertambah, khususnya di kawasan TNGGP.
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) merupakan salah satu kawasan konservasi di Indonesia yang memiliki berbagai keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna dan beberapa tipe vegetasi hutan, dimana kondisi tersebut merupakan habitat ideal bagi kelangsungan hidup tumbuhan dan satwa. Selain itu karena tutupan lahan yang rapat dan hijau, pakan yang melimpah, kondisi ekosistem yang masih baik, serta habitat yang masih ideal menjadikan tumbuhan dan satwa, salah satunya owa jawa merasa nyaman untuk tinggal di kawasan hutan TNGGP. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita sebagai petugas TNGGP wajib untuk senantiasa menjaga dan melestarikan keberadaan hutan TNGGP. Salam Konservasi!
Teks: Andriyatno Sofiyudin, S.Hut. & Enike Ratna Sari, S.Hut.
Dokumentasi: Lukman
Sumber: Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangango
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0