Wujud Nyata Keteladanan Para Pendidik Melalui Aksi Bersih Sampah

Jumat, 20 Desember 2019

Kamis, 19 Desember 2019 - Sebanyak kurang lebih 50 peserta yang terdiri dari kepala sekolah, guru dan tenaga pendidik dari beberapa Sekolah di Jakarta mengikuti kegiatan kelas konservasi dan aksi bersih yang diselenggarakan BKSDA Jakarta bekerja sama dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) yang berlokasi di Taman Wisata Alam Angke Kapuk.

Kelas konservasi merupakan program  rutin  BKSDA Jakarta untuk memberikan pembekalan ilmu dan pengetahuan di bidang konservasi kepada kelompok masyarakat, kelompok edukasi, pelajar, maupun penggiat lingkungan. Tema kegiatan kali ini adalah Potret Konservasi di Ibu Kota Jakarta. Kali ini sedikit berbeda dari yang sebelumnya, kami melibatkan para peserta untuk Ikut serta dalam aksi bersih sampah di kawasan konservasi. Hal ini menjadi wujud nyata keteladanan para pendidik sebagai wujud dalam kepedulian lingkungan.

 

Sementara itu dalam diskusi kelas konservasi berkembang pembahasan khususnya terkait kawasan konservasi dan isu sampah. "Kawasan konservasi di Jakarta salah satunya adalah TWA Angke Kapuk yang sebagian besar merupakan ekosistem mangrove. Walaupun secara luasan relatif kecil, namun keberadaannya memiliki fungsi ekologis sangat penting mengingat berada di ibukota yang penuh dengan polusi dan penduduk", ujar Munawir selaku Kepala BKSDA Jakarta.

Menurut Munawir menambahkan bahwa tantangan di setiap kawasan konservasi berbeda khusus di Jakarta dan sekitarnya, masalah terbesar adalah sampah. Sumber sampah yang tidak tertangani dengan baik akan mempengaruhi sampai di laut Jakarta dan kawasan konservasi di Kepulauan Seribu. Selain itu beliau berpesan agar para peserta senantiasa memberikan edukasi kepada siswa siswanya. "Jumlah personel dan mitra edukasi kami terbatas. Melalui bapak ibu guru sekalian kami memohon agar terus menamkan kesadaran lingkungan. Bijak dalam penggunaan plastik dan biasakan anak membawa tumbler. Contoh kecil dalam kegiatan kali ini yaitu snack rebusan dan tanpa menggunakan tanpa plastik hingga upaya lainnya" pungkas Bapak yang sudah mengkomandani BKSDA Jakarta hampir 2 tahun ini.

Sementara itu Imran (YKAN), menekankan pentingnya fungsi mangrove. "Penahan gelombang laut, habitat 70% ikan konsumsi, obyek wisata, dan penangkap karbon merupakan fungsi mangrove yang sangat penting" ujar Bapak Imran. "Kemampuan menyerap karbon yang 5 kali lebih besar dibanding hutan tropis merupakan hasil penelitian dan sebagian besar tersimpan di akar" tambahnya. Jika terjadi pembukaan mangrove maka secara otomatis akan melepaskan karbon ke udara dan meningkatkan pemanasan.

 

Warjo (SDN Johar Baru 10) menyatakan sangat tertarik dengan program Sambang Sekolah/EKSATLI (Edukasi Konservasi Satwa, Tumbuhan dan Lingkungan). Hal ini merupakan program yang baik untuk memperkenalkan lingkungan hidup  dan Kehutanan, khususnya konservasi secara luas khususnya di Jakarta. Sebagian besar peserta juga menyambut antusias program ini dan berharap juga dapat dikunjungi dan mengunjungi kawasan konservasi khususnya yang ada di Jakarta

Harapan dari kegiatan ini, para pendidik ini diharapkan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang positif khususnya terkait dengan konservasi dan upaya pengelolaannya. Hal ini dikarnakan para pendidik ini yang setiap harinya berinteraksi dengan siswa diharapkan nantinya dapat menyampaikan pesan konservasi dan memberikan teladan tentang konservasi kepada para siswanya.

 

Sumber: Sri Mulyani & Richard M. Sirait (Penyuluh) - Balai KSDA Jakarta

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini