Sambutan Cakalele Warga Untuk Balai TN Aketajawe Lolobata

Senin, 16 Desember 2019

Sofifi, 15 Desember 2019. Alunan irama tifa dan gong mulai terdengar saat rombongan tiba di Desa Sawai Itepo. Sebuah Desa kecil yang terletak di Kabupaten Halmahera Tengah yang juga merupakan Desa penyangga di Taman Nasional Aketajawe Lolobata (TNAL). Dari kejauhan, terlihat seorang pria paruh baya memegang parang dan salawaku ditangannya. Ia mulai mengayun parangnya sambil berteriak mengikuti irama musik Cakalele. Tarian Cakalele ini merupakan tarian sambutan selamat datang oleh masyarakat Desa Sawai Itepo kepada rombongan Kepala Balai TNAL yang datang siang itu (14/12/2019).

Suasana makin memanas saat masyarakat menyerahkan parang dan salawaku kepada Kepala Balai TNAL dengan maksud agar Kepala Balai juga ikut menari tarian perang ini dan juga sebagai bentuk penghormatan kepada masyarakat setempat. Tak hanya Kepala Balai, semua orang yang ikut dalam rombongan juga mendapat jatah memegang parang dan salawaku sambil menari tarian khas Maluku Utara ini.

Dalam kunjungan kerja ini, Kepala Balai Tutut Heri Wibowo ditemani oleh Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah I Weda Jumrin Said, Kepala Resort Akejira Muhammad Arief beserta staf SPTN I Weda, Penyuluh Pertanian dari Dinas Pertanian Kabupaten Halmahera Tengah dan Gapoktan Halteng. Melaksanakan pelatihan budidaya tanaman sayur oleh Penyuluh dari Dinas Pertanian Kabupaten Halmahera Tengah sekaligus penyerahan bantuan benih tanaman sayuran kepada dua kelompok tani binaan TNAL adalah tujuan utama dari kunjungan kerja ini.

Sebagai informasi, di Desa Kobe dan Sawai Itepo telah dibentuk kelompok tani KTJ Beringin Jaya dan Tunas Jaya yang keduanya masuk dalam wilayah pengelolaan Resort Akejira SPTN Wilayah I Weda. Pembentukan dua kelompok tani ini diharapkan mampu meningkatkan usaha ekonomi produktif bagi masyarakat di dua Desa tersebut. "Kegiatan pendampingan kelompok ini bertujuan untuk mentransfer pengetahuan mengenai budidaya tanaman sayuran secara baik dan benar kepada masyarakat lokal yang diharapkan bisa menjadi alternatif penambah penghasilan keluarga dan memperkuat ketahanan pangan masyarakat Kobe dan Sawai Itepo", Kata Heri Wibowo.

Heri juga menambahkan, seiring dengan perubahan paradigma yang tertuang dalam 10 cara (baru) kelola kawasan konservasi, telah meletakan dasar penting bagi upaya pelestarian kawasan hutan dengan adanya masyarakat yang bertransformasi sebagai subjek pengelolaan. Untuk mengimplementasikan hal tersebut, kami Balai TNAL telah melakukan pembentukan Kelompok di dua Desa ini guna meningkatkan usaha ekonomi produktif masyarakat setempat. Tutup pria yang pernah bertugas di Papua ini.

Penyerahan alat musik tradisional Gong dari Kepala Balai TNAL kepada perwakilan masyarakat Desa Sawai Itepo sekaligus mengahiri kunjungan kerja dan pelatihan budidaya tanaman. Matahari pun mulai terbenam, rombongan kembali ke Weda dan melanjutkan perjalanan ke Sofifi.

Sumber: Balai Taman Nasional Aketajawe Lolobata 

Penulis : Ais Rafli
Editor : M. Sofyan Ansar

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini