Bekantan Ditranslokasi ke TWA Pulau Bakut

Senin, 28 Oktober 2019

ASTAMBUL, 26 Oktober 2019 − Bekantan ke luar habitat seolah telah menjadi fenomena yang lazim terjadi di Provinsi Kalsel. Baru-baru ini kasus Bekantan keluar habitat terjadi di Astambul, Kabupaten Banjar. Bekantan yang ditemukan warga bernama Muhammad Juanda pada pukul 8 pagi berada di lokasi persawahan matang danau Desa Tambak Danau Kecamatan Astambul Kab. Banjar.

Bekantan kemudian dilaporkan ke Balai KSDA Kalimantan Selatan siang harinya. Pada siang hari itu juga petugas Balai KSDA Kalimantan Selatan terdiri dari Ahmad Barkati, Irga Hutama, Gunawan dan Jarot, langsung mendatangi lokasi kejadian.

2WhatsApp Image 2019-10-28 at 15.07.06 3WhatsApp Image 2019-10-28 at 15.07.52

Dari cek lokasi diketahui Bekantan dimaksud posisi sudah diamankan warga. Secara fisik tidak ditemukan luka, hanya tampak kelelahan dan sedikit lemas. Oleh karenanya Bekantan langsung dilepaskan ke TWA Pulau Bakut di Barito Kuala.

Kepala BKSDA Kalsel, Dr. Mahrus Aryadi mengatakan Bekantan merupakan salah satu dari 25 satwa prioritas terancam punah yang populasinya terus dipantau dan diharapkan mengalami kenaikan sebesar 10% pada tahun 2015-2019. Satwa ini juga merupakan maskot provinsi Kalsel. Pada tahun 2018 ada sekitar 2.450 Bekantan yg teridentifikasi dalam kawasan konservasi, lebih dari 5.000 ekor berada di kawasan lainnya, katanya.

“Ancaman kepunahan tentu akibat konflik pemanfaatan lahan untuk kebutuhan perumahan dan pembangunan yang semula sebagai habitat Bekantan. Usaha-usaha BKSDA bersama para pihak seperti Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel, Pemkot dan Pemkab serta ormas/ swasta adalah melindungi habitatnya melalui skema Kawasan Ekosistem Esensial (KEE)”.

4WhatsApp Image 2019-10-28 at 15.06.32

Bekantan jantan berusia lebih dari 15 tahun ini sekitar pukul 17.00 Wita telah dilepaskan di Pulau Bakut. Pulau Bakut sendiri merupakan salah satu kawasan konservasi Bekantan yang ada di Kalsel. Harapannya Bekantan yang dilepas di kawasan ini mampu beradaptasi dengan habitat yang ada dan bersosialisasi dengan penghuni asli yang jumlahnya sekitar 60 ekor.

 

Sumber: Balai KSDA Kalimantan Selatan

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini