Kamis, 22 Agustus 2019
Tanjung Lasa, 21 Agustus 2019. Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (TaNa Bentarum) adakan kegiatan peningkatan kapasitas kelompok Desa Binaannya di Desa Tanjung Lasa. Acara yang dilaksanakan Desa Tanjung Lasa selama dua hari dari ini terbagi menjadi dua sesi utama yaitu penyampaian materi dan peninjauan lapangan. Kegiatan yang dihadiiri oleh anggota kelompok beserta staf Kantor Desa Tanjung Lasa ini disambut dengan sangat baik oleh masyarakat. Mereka sadar hal positif seperti ini perlu sering dilakukan selain sebagai wadah silaturahmi antara kelompok dengan pembinanya namun juga sebagai ajang silaturahmi antara Pembina dengan pemangku wilayah tersebut guna mensinergikan program kegiatan. Didalamnya juga terdapat agenda penting yaitu diskusi guna mengatasi penyakit ternak yang sedang dialami oleh sebagian besar sapi mereka. Untuk itu pembina menggandeng pihak Dinas Pertanian dan Pakan Bidang Peternakan dalam kegiatan kali ini.
Dalam sambutannya Kepala Desa Tanjung Lasa yang diwakili oleh Sekretaris Desa memberikan apresiasi atas perhatian dan kerjasama yang dijalin oleh pihak mereka dan pihak Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum selama ini. Diharapkan dukungan dari pihak Taman Nasional dapat terus berlanjut dan berjalan berkesinambungan sehingga Kelompok tetap termotivasi untuk berkembang. Kepala Seksi PTN II Tanjung Kerja pun memberikan proyeksi ke depan bagi kelompok tersebut, tujuan besar yang harus dicapai terkait multi manfaat yang bisa didapatkan dari kegiatan ternak sapi tersebut.
Kelompok Budidaya Sapi “Embun Pagi” di Desa Tanjung Lasa yang sudah menerima bantuan bibit sapi dengan total 13 ekor sapi dalam kurun waktu dua tahun ini diharapkan dapat kembali pada hakikatnya sebagai kelompok budidaya ternak sapi. Upaya pembinaan Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum dengan menggandeng pihak Dinas Pertanian dan pangan Bidang peternakan Kabupaten Kapuas Hulu sebagai salah satu respon reaktif terhadap laporan anggota yang mengeluhkan bahwa sapinya sempat terkena penyakit.
Dalam paparannya, Drh. Skondi menjelaskan bahwa untuk menjaga kesehatan atau mengobati penyakit yang dialami hewan ternak, kita bisa memanfaatkan tumbuhan yang ada disekitar kita seperti halnya yang digunakan oleh masyarakat untuk mengobati penyakit yang sama. Seperti Kunyit dan kemangi untuk penyakit hati, daun katuk untuk memperlancar ASI, kencur penambah nafsu makan, daun biji untuk menghentikan mencret / diare dan seterusnya. Ramuan-ramuan tersebut seperti ramuan jamu tradisional yang dimanfaatkan manusia sebagai obat alami namun bisa juga digunakan untuk sapi dengan manfaat yang sama, tentunya dosisnya pun lebih besar daripada yang digunakan manusia tergantung dengan berat badannya. Beliau menambahkan bahwa penanganan medis secara injeksi atau dengan pemberian obat khusus malah dapat mengkontaminasi daging sapi tersebut dengan bahan kimia yang berbahaya apabila dikonsumsi oleh manusia. Sapi yang baru saja diinjeksi atau diberikan obat harus jarak waktu tertentu sebelum disembelih untuk dikonsumsi. Pemeliharaan sapi secara Pasteur Faatening (pemeliharaan dalam kendang) sangat direkomendasikan karena memiliki kemanfaatan yang lebih besar terutama dari segi kesehatan, daripada pemeliharaan dengan di lepas liarkan di lahan terbuka / dry lot faatening.
Sumber : Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (TaNa Bentarum)
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0