Selasa, 30 Juli 2019
Sidoarjo, 30 Juli 2019 - Alih-alih ingin mengetahui penerapan Smart - Resort Base Management (RBM) di Balai Besar KSDA Jawa Timur (BBKSDA Jatim), Balai KSDA Jambi malah tertarik mempelajari pembuatan Sitroom dan e-data collecting. Hal tersebut terungkap saat kunjungan 6 pegawai dari BKSDA Jambi ke kantor BBKSDA Jatim di Jalan Raya Bandara Juanda.
Rombongan yang dipimpin oleh Wawan tersebut terdiri dari wali data yang berlatarbelakang Polisi Kehutanan, Pengendali Ekosistem Hutan, dan Penyuluh Kehutanan. Untuk itu ia berharap saat pulang nanti memiliki bayangan hal apa yang akan dibangun di Jambi dalam penerapan Smart RBM.
Di sisi lain, Toto Sutiyoso, Kepala Seksi Pelayanan dan Pemanfaatan, mengatakan bahwa aplikasi yang digunakan dalam Smart RBM terasa rumit dan sulit untuk diterapkan di BBKSDA Jatim. Untuk itu dibangunlah aplikasi yang ringan namun tetap berprinsip dapat merekam data dan mendistribusikannya dengan baik.
“Tool ini bersifat mudah diisi, mudah untuk dibagikan, mudah untuk dilihat, dan juga mudah untuk disimpulkan. Sedangkan tallysheet-nya dibuat mirip dengan RBM tetapi dengan membangun aplikasi yang mandiri,” ujar pria berkacamata ini.
Masih menurut Toto, semua ini berawal dari laporan-laporan yang masuk ke dalam whatsapp grup (WAG). Laporan yang masuk begitu banyak dan mengalir dengan cepat, tentu membuat operator kesulitan dalam merekapitulasinya. Akhirnya, dibangunlah sebuah aplikasi bernama e-data collecting yang berbasis Google Site.
Menjawab pertanyaan mengenai kemampuan pengisian data oleh teman-teman di resort terhadap aplikasi tersebut, Toto menjelaskan secara gamblang mengenai tallysheet yang disiapkan operator Sitroom dan pelatihan yang telah dilakukan.
“Setelah aplikasi disiapkan, kegiatan yang sering dilakukan adalah sosialisasi dan pelatihan mengenai pengisian e-data collecting tersebut kepada teman-teman di tingkat resort. Kami menggunakan setiap pertemuan untuk kegiatan tersebut, seperti pembinaan pegawai dan penyegaran fungsional,” tambahnya.
Pembuatan Sitroom dan e-data collecting dilakukan secara bertahap. Setiap ada kebutuhan yang perlu ditambahkan, saat itu juga operator dapat menambahkan tallysheet baru. Maka, baik Sitroom maupun e-data collecting akan semakin terasa dinamis. Hal ini juga berkembang sejurus dengan bertambahnya fitur yang disediakan oleh pihak Google.
Nampaknya, pihak BKSDA Jambi tertarik untuk mengadopsi penerapan RBM dengan aplikasi Sitroom dan e-data collecting tersebut. Mereka akan kembali ke BBKSDA Jatim setelah melakukan kunjungan ke beberapa tempat, untuk lebih mengerti dalam proses pembuatan aplikasi tersebut.
“Kuncinya ada kemauan. Karena tool yang digunakan semua disediakan Google Site, sehingga siapapun dapat menggunakannya,” kata Toto.
Sumber : Agus Irwanto - Balai Besar KSDA Jawa Timur
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0