Selasa, 23 Juli 2019
Medan, 22 Juli 2019. Harimau sumatera yang meresahkan warga Padang Lawas selama ± 3 bulan berhasil masuk kandang jebak/perangkap pada 16 Juli 2019. Upaya ini merupakan keberhasilan Tim yang meliputi : Balai Besar KSDA Sumatera Utara bersama Pemda Padang Lawas, Koramil 007 Sosopan, Polsek Sosopan, Kepala Desa Setempat dan masyarakat dalam menanggulangi koflik harimau di Padang Lawas. Pada saat yang sama, tim mengevakuasi harimau yang terperangkap di kandang jebak dari lokasi kejadian menuju Balai KSDA Sumatera Barat untuk dilakukan pengobatan dan perawatan di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD). Harimau ini diberi nama “PALAS”.
Rabu, 17 Juli 2019 Balai Besar KSDA Sumatera Utara menitipkan Harimau Sumatera PALAS kepada Balai KSDA Sumatera Barat dengan Berita Acara Nomor BA.520/K.3/BKWIII/KSA/7/2019 dan Nomor BA. 688/K.9/TU/KSA/7/2019, yang selanjutnya Harimau Sumatera ditempatkan di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD).
Kamis 18 Juli 2019, tim medis PRHSD melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap “PALAS”, hasilnya diketahui bahwa “PALAS” berjenis kelamin Jantan, dengan perkiraan usia 5 tahun, Panjang 224 cm dan Berat Badan 90 Kg. Kondisi luka pada kaki kanan akibat sling yang masih tertinggal, telapak kaki kanan membusuk. Akibat luka ini salah satu kuku hampir lepas sehingga harus diambil untuk pengobatan. Telapak kaki bagian tengah juga berlubang. Semua luka dipenuhi dengan belatung karena diperkirakan luka yang sudah lama. Luka ini termasuk kategori luka yang berat/parah. Pada bagian dalam mulut (pangkal gigi atas) berlubang dan juga berbelatung. Ditemukan juga pada bagian tubuh dan kaki kiri luka-luka kecil. Bulu rambut di tubuh sampai ekor rontok.
Setelah memeriksa kondisi “PALAS” tim medis melakukan pengobatan ke seluruh luka selama 2,5 jam, sekaligus mengambil sampel darah untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium. Pemantauan dilakukan 24 jam selama 14 hari kedepan petugas PRHSD.
Keprihatinan yang tinggi muncul ketika melihat seekor harimau terluka parah, kalau tidak sempat tertangani pasti mati. Harapannya semoga kita dapat belajar dari kejadian PALAS. Tidak ada lagi yang memasang jerat di dalam hutan dan berburu satwa liar. Mari jaga hutan kita dan melestarikan lingkungan untuk generasi saat ini dan generasi mendatang.
Sumber : Darmawan- Balai Besar KSDA Sumatera Utara
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0