Tanam Mangrove Serentak Cegah Mitigasi Perubahan Iklim dan Bencana

Selasa, 09 Juli 2019

Manado, 9 Juli 2019. Hutan Mangrove Blok Meras Taman Nasional Bunaken menjadi tempat Aksi Penanaman Mangrove Serentak Dalam Rangka Mitigasi Perubahan Iklim dan Bencana. Kegiatan penanaman mangrove dalam rangka Gerakan Nasional Peduli Mangrove, Pemulihan DAS & Kampung Hijau Sejahtera kali ini secara serentak dilaksanakan pada 12 Provinsi di Indonesia yaitu Provinsi Aceh, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Utara menjadi pusat kegiatan ini dimana sebanyak 60.000 batang bibit mangrove ditanam dengan melibatkan jajaran pemerintah daerah, organisasi wanita, unsur TNI-Polri, UPT Kementerian LHK, LSM serta masyarakat. 

Acara Penanaman Mangrove dalam rangka Gerakan Nasional Peduli Mangrove, Pemulihan DAS & Kampung Hijau Sejahtera di Kelurahan Meras, Kecamatan Bunaken, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara yang diinisiasi oleh OASE Kabinet Kerja. Selain seremoni penanaman mangrove juga dilaksanakan pengobatan gratis, lomba mewarnai untuk anak, sosialisasi tsunami dari BPBD dan saber pungli dari Polda Sulawesi utara, serta adanya Kominfo Peduli Mangrove dari Dinas Komunikasi dan Informatika Daerah Prov. Sulawesi Utara untuk menggunakan jaringan wifi gratis.

Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey dalam sambutanya mengucapkan banyak terima kasih dimana Provinsi Sulawesi Utara menjadi tuan rumah dalam aksi serentak ini. Mangrove di Sulawesi Utara tersebar dibeberapa Kabupaten, dan Kota Manado menjadi salah satu titik penting sebagai kawasan Taman Nasional Bunaken. Bahkan beberapa hari lalu Bapak Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya menyempatkan melihat indahnya panorama bawah laut Bunaken, untung saja disaat kunjungan beliau tidak ada sampah plastik lewat, arus tidak kencang, dan Puji Tuhan alam bersahabat dengan kita. Tanggal 3 Agustus 2019 akan ada kegiatan pembersihan laut serentak dengan Ibu Kapolri sebagai Ketua, dan ada 3000 penyelam sekaligus untuk mengangkat sampah di laut dalam rangka memecahkan rekor MURI. Kami sangat berharap mangrove di Sulawesi Utara akan menjadi destinasi kunjungan wisata dengan alam, mengingat kunjungan wisata mancanegara saat ini memiliki minat tinggi ke Sulawesi Utara ujar Olly.

Sambutan juga disampaikan Ketua OASE Ibu Rugaya, kami adalah istri para menteri kabinet kerja, mendampingi para suami untuk mendukung kerja Pemerintah. Dengan di komandoi oleh Ibu Negara. Kegiatan utama kami adalah Peduli mangrove, pemulihan DAS, dan kampung hijrah. Mensosialisasikan kepada masyarakat untuk mengupayakan pembuatan resapan air serta mengolah sampah, dengan mendorong kaum untuk memilah sampah sejak awal. Terima kasih atas dukungan dari para pihak selama ini, dan tentunya binaan Ibu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam untuk mendukung OASE. Kami di support dari KLHK, KKP, BNBP, ESDM, Kementan, Kominfo dan seluruh pihak-pihak yang mendukung terselenggaranya acara ini, Kami sangat berterima kasih kepada Ibu-Ibu sebagai istri kabinet kerja yg mendukung mantan para pacar dalam program Pemerintah ucap Rugaya. Dalam kegiatam ini sekaligus launching Lagu INDONESIA HIJAU karya Ibu Uga Wiranto.

Ibu Menteri LHK dalam sambutannya Indonesia dikaruniai ekosistem mangrove terluas dan memiliki tipe mangrove terlengkap di dunia. Luas mangrove di Indonesia saat ini ± 3,5 juta Ha, ekosistem mangrove dengan kondisi baik dan sedang seluas ± 1,8 juta Ha (51%), sedangkan yang mengalami degradasi mencapai ± 1,7 juta Ha (49%). Provinsi Sulawesi Utara menurut Peta One Map Mangrove Nasional Tahun 2017 mempunyai luas mangrove 11.434 Ha yang tersebar di 12 Kabupaten dan 2 Kota.

Kementerian LHK sangat menaruh perhatian akan kelestarian ekosistem mangrove ini, dikarenakan banyaknya fungsi/manfaat dari suatu ekositem mangrove dalam menjaga keseimbangan lingkungan pantai, antara lain; pelindung erosi dan abrasi air laut; penyangga dan pencegah intrusi air laut; tempat berlindung/ berkembangbiaknya berbagai jenis fauna dan biota laut; sumber pendapatan masyarakat (ekowisata, pemanfaatan kayu dan non kayu), dan sebagai mitigasi bencana. Hasil penelitian bahwa lebar tanaman mangrove ±100 m dengan ketinggian akar ±30 cm sampai 1 m dapat mereduksi besarnya gelombang tsunami ±90%. Mangrove juga memiliki kemampuan menyerap emisi GRK 5 kali lebih baik dari tanaman hutan lainnya sehingga ekosistem mangrove perlu tetap terus dipertahankan sebagai bagian dari upaya kita untuk menangani masalah lingkungan.

Terima kasih kepada Ibu Negara Iriana Joko Widodo serta pengurus OASE Kabinet Kerja yang telah berinisiatif dan menyiapkan program ini dengan baik. Juga kepada jajaran Kementerian Pertanian, Kementerian Perikanan dan Kelautan, BNPB dan Mabes TNI serta Pemerintah Daerah di 12 Provinsi yang telah menyiapkan acara ini. Khusus kepada Gubernur Provinsi Sulawesi Utara beserta jajarannya serta Walikota Menado yang telah mendukung penyelenggaraan acara ini.

Selanjutnya Ibu Menteri LHK didampingi Gubernur Sulawesi Utara dan Ketua OASE, menyerahkan bantuan kepada :

  1. Perwakilan kelompok pembudidaya ikan dari Kota Manado, Kabupaten Minahasa Selatan berupa paket bantuan Bioflok dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
  1. Bantuan bibit duku dari Tim Penggerak PKK Provinsi Sulawesi Utara.
  1. Ibu Memah Harimisa ketua Kelompok Tani kaum Ibu GMIM Meras, Bapak James Harimisa ketua kelompok tani Tumpa Meras dan Ibu Lely Gampu ketua kelompok tani Mekar Indah Meras

Sumber : Balai Taman Nasional Bunaken

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Belum terdapat komentar pada berita ini