Kamis, 04 Juli 2019
Sukabumi, 1 Juli 2019. Sungguh luar biasa... di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) tahun 2019 telah berhasil ditemukan dua sarang elang jawa (Nisaetus bartelsi), keberadaan anakan sang penguasa langit jawa ini masih terpantau hingga sekarang. Sebelumnya sarang pertama dijumpai di wilayah Bogor pada tanggal 13 April 2019 dan kemudian anakan elang jawa di wilayah Sukabumi terpantau sedang tidur di sarang pada tanggal 1 Juli 2019.
Amak anggota Masyarakat Mitra Polhut (MMP) di Bidang PTN Wilayah II Sukabumi tidak dapat menyembunyikan kebahagiaanya, "Ceuk urang ge nyarang deui heulang na" (kata saya juga bersarang lagi elang jawa nya. -red). Yaaa.. perjumpaan sarang dan anakan elang jawa ini dilakukan saat tim sedang melakukan pengecekan air.
Sarang elang jawa ini sudah diketahui berdasarkan informasi masyarakat dan terus dipantau semenjak Juli tahun 2018 dan anakan berhasil terbang hingga bukit di seberang sarang pada November 2018. Awal pemantauan di tahun 2019 dilakukan pada April dijumpai elang jawa terbang dari sarang, saat itu tim menduga bahwa pasangan elang jawa ini sedang memperbaiki sarangnya. Namun pada pemantauan selanjutnya Juli terpantau ananak elang jawa sedang belajar terbang.
Sebenarnya tim sudah galau berat saat memantau sarang ini karena sang anakan elang jawa ini terus bersembunyi di sarang yang posisinya lebih tinggi dari pemantau. Dengan waktu yang terbatas dan lokasi yang lumayan jauh dari perkampungan terdekat, tim terus menunggu untuk melihat sang anakan. Namun kegalauan pun hilang saat sang anakan elang jawa ini berdiri, dan dilakukan proses dokumentasi serta pencatatan perilaku, perkiraan umur, dan data lainnya yang diperlukan. Perkiraan anakan elang jawa ini berumur kurang lebih 2 bulan dan sudah mampu mengepakan sayap dengan baik saat angin datang menerjang pohon sarang.
Hal ini membuktikan bahwa elang jawa dapat berkembangbiak setiap tahun di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Kondisi ekosistem hutan TNGGP memang dikenal terjaga dengan baik dan hidup berbagai jenis satwa endemik jawa seperti macan tutul jawa (Panthera pardus melas), owa jawa (Hylobates moloch), dan elang jawa (Nisaetus bartelsi). Bertambahnya jumlah elang jawa yang identik dengan lambang NKRI yaitu garuda menjadi angin segar bagi upaya pelestarian burung dilindungi ini. Pemantauan rutin akan terus dilakukan untuk melihat perkembangan anakan yang diperkirakan akan segera terbang dari sarangnya ini.
"Ganda" singkatan “Garuda Anak Muda” merupakan nama yang diberikan tim kepada anakan elang jawa ini. Nama ini juga diberikan untuk menghormati jasa ketua tim Asep Suganda yang terus berjuang lebih dari lima tahun mempertahankan keutuhan ekosistem di wilayah tersebut.
Sumber: Robi Rizki Zatnika, A.Md. (PEH) - Balai Besar TN Gunung Gede Pangrango
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0