Rabu, 19 Juni 2019
Putussibau, 19 Juni 2019. Guna mendukung upaya Konservasi Rangkong Gading di Bentang Alam Kabupten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (TaNa Bentarum) mengadakan kerjasama dengan Yayasan Rekam Jejak Alam Nusantara – Rangkong Indonesia untuk mengadakan kegiatan Survei Populasi dan Okupansi Burung Rangkong di kawasan Taman Nasional Betung Kerihun. Kegiatan akan dilaksanakan pada tanggal 21 Juni sampai dengan 2 Juli 2019 di kawasan Sub DAS Embaloh.
Sebelum kegiatan Survei, terlebih dahulu dilakukan pelatihan tentang Metode dan Teknik Survei Rangkong yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pegawai Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum terutama Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Kegiatan awal ini dilaksanakan selama 2 (dua) hari yakni dari tanggal 17 – 18 Juni 2019 dan berlokasi di kantor Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum. Peserta pelatihan diikuti oleh 19 peserta yang terdiri dari pegawai fungsional Pengendali Ekosistem Hutan dan Polisi Kehutanan, volunteer Yayasan Rekam Jejak Alam Nusantara - Rangkong Indonesia, dan Tim dari Yayasan Rekam Jejak Alam Nusantara - Rangkong Indonesia.
Materi pelatihan disampaikan sdri. Hardiyanti dan sdr. Riki Rahmansyah yang meruapkan anggota Yayasan Rekam Jejak Alam Nusantara - Rangkong Indonesia dengan materi yang disampaikan terdiri dari Bio-ekologi dan Identifikasi 8 (delapan) Jenis Rangkong di TNBK, Desain Survei Rangkong, Pengenalan dan Praktek Penggunaan Alat yang Digunakan dalam Survei Rangkong. Materi disampaikan di dalam ruangan dan di luar ruangan untuk praktek penggunaan alat. Dengan pemberian materi tersebut diharapkan peserta dapat lebih memahami tentang metode survei rangkong yang benar dan menerapkan dalam kegiatan di lapangan.
Selain itu, kegiatan pelatihan ini dihadiri Pejabat Struktural Balai Besar Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum. Dalam sambutannya, Kepala Balai Besar Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum yang diwakili oleh Kepala Bidang Teknis Konservasi Taman Nasional, Ardi Andono mengatakan bahwa kegiatan pelatihan ini sangat penting untuk diikuti oleh semua pegawai Balai Besar Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum khususnya fungsional Penegndali Ekosistem Hutan dan Polisi Kehutanan. Pelatihan ini sebagai bekal bagi fungsional dalam menjalankan tugasnya di lapangan. Dengan metode survei yang benar maka akan mendapatkan hasil yang benar juga sehingga dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dalam menentukan kebijakan pengelolaan Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum kedepan.
Kawasan Taman Nasional Betung Kerihun kaya akan potensi keanekaragaman hayati. Salah satunya adalah burung rangkong atau enggang. Berdasarkan hasil survei burung rangkong di kawasan Taman Nasional Betung Kerihun tahun 2018 ditemukan sebanyak 8 (delapan) jenis rangkong dari 13 jenis rangkong yang ada di Indonesia. Kedelapan jenis rangkong tersebut antara lain Rangkong Gading (Rhinoplax vigil), Enggang Cula (Buceros rhinoceros), Julang Emas (Rhyticeros undulatus), Enggang Jambul (Berenicornis comatus), Enggang Jambul Hitam (Rhabdotorrhinus corrugatus), Kangkareng Hitam (Anthracoceros malavanus), Kangkareng Perut Putih (Anthracoceros albirostris), dan Enggang Klihingan (Anorrhinus galeritus). Kedelapan rangkong tersebut tersebar di Sub DAS Embaloh, Sub DAS Sibau, dan Sub DAS Mendalam. Namun, melimpahnya rangkong di kawasan Taman Nasional Betung Kerihun tidak terlepas dari berbagai ancaman dan gangguan yang ada. Salah satunya adalah perburuan.
Sumber : Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (TaNa Bentarum)
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0