Peresmian dan Penyerahan Bantuan MCK dari BBTNLL di Lokasi Obyek Wisata Maima Desa Lawua

Jumat, 29 Maret 2019

Sigi,  29 Maret 2019. Masyarakat sebagai subyek dalam pengelolaan merupakan salah satu poin dalam sepuluh cara baru kelola Kawasan konservasi. Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu (BBTNLL) sebagai pengelola kawasan konservasi Taman Nasional Lore Lindu selalu berupaya mengedepankan pengelolaan Kawasan yang melibatkan masyarakat di sekitar Kawasan sebagai subjek dalam pengelolaan kolaboratif. Salah satu perwujudan hal tersebut tercermin dalam hadirnya Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu dalam memfasilitasi berkembangnya obyek wisata yang diinisiasi oleh masyarakat dan pemerintah desa disekitar Kawasan TNLL salah satunya di Desa Lawua, Kecamatan Kulawi Selatan, Kabupaten Sigi. Bertempat di Kawasan obyek wisata pemandian alam maima Desa Lawua, dilaksanakan acara peresmian dan penyerahan bantuan fasilitas berupa MCK. Jumat (28/3)

Acara peresmian dan penyerahan bantuan ini dihadiri langsung oleh Kepala Balai Besar TNLL Ir. Jusman beserta Ibu Ketua DWP UPT KLHK Sulteng, Camat Kulawi Selatan, Pemerintah Desa Lawua,Kepala BPTNW I Saluki, Kepala BPTNW III Poso, dan personil lingkup SPTNW II Gimpu. Untuk mencapai lokasi acara peresmian dan penyerahan bantuan ini, terlebih dahulu harus melalui jalur tracking yang pembuatannya difasilitasi oleh pemerintah desa setempat. Motor menjadi alat transportasi yang digunakan untuk ke lokasi obyek wisata tersebut dan pengendaranya adalah masyarakat setempat yang tergabung dalam kelompok sadar wisata, ini merupakan salah satu komoditi dalam hal pemberdayaan masyarakat. Jalur menuju lokasi obyek wisata maima juga menyuguhkan pemandangan pedesaan dan kawasan hutan yang enak dipandang mata.

Obyek wisata pemandian alam maima merupakan salah satu obyek wisata yang khas dimana air terjun di lokasi obyek wisata tersebut juga mengeluarkan air panas, hal inilah yang menjadi salah satu daya tarik obyek wisata yang lokasinya berdampingan dengan Kawasan TNLL tersebut. “Obyek wisata maima memiliki spesifikasi objek wisata yang khas dan jarang terdapat di tempat lain yaitu air terjun panas “ ujar Camat Kulawi Selatan Rudolf Djiloy dalam sambutannya. Beliau menambahkan “tetapi perlu kita ingat bukan hanya obyek wisatanya saja tetapi kesinambungan dan keberlanjutan sumberdaya alamnya perlu kita jaga. Melalui Kelompok Sadar Wisata yang telah pembentukannya difasilitasi dan dibina oleh BBTNLL harus memperhatikan beberapa hal penting seperti menjaga kelestarian sumberdaya alam, kepercayaan dan keamanan pengunjung”. Camat Kulawi Selatan yang hadir dalam acara kali ini juga menyampaikan Ucapan terimakasih kepada BBTNLL atas inovasi dan pemikiran yang membangun demi kemajuan wisata lestari di Desa Lawua ini.

Masyarakat dan pemerintah desa lawua telah memulai membangun obyek wisata pemandian alam maima ini demi mewujudkan masayarakat yang sejahtera serta hutan yang lestari, untuk mewujudkan dan menyambut hal positif tersebut Balai Besar TNLL berupaya untuk memfasilitasi dan mengawal niat baik tersebut. Sejalan dengan hal tersebut Kepala Desa Lawua Rudy S. Lologau dalam sambutannya menyampaikan “kami telah berupaya meramu Peraturan Desa Lawua yang telah mendapat respon positif dari pemerintah Kabupaten Sigi. Pada kesempatan ini kami telah memulai tahap demi tahap dan melibatkan BBTNLL dalam proses pembangunan obyek wisata ini. Selaku pemdes Lawua kami mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada BBTNLL yang telah memfasilitasi kami dalam program ini demi menjaga kelestarian hutan di Desa Lawua yang berbatasan dengan Kawasan TNLL” ujarnya. Pihak BBTNLL yang pertama kali berinisiatif memfasilitasi kami membangun obyek wisata ini dan kami merasa bangga akan hal itu. Kedepannya kami akan terus bekerjasama dengan pihak BBTNLL untuk menjaga kelestarian Kawasan di sekitar Desa Lawua dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya” ujar Rudy. 

Sebuah obyek wisata juga harus terus berkembang memperhatikan kondisi serta tren wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Perencanaan yang matang juga penting bagi obyek wisata agar terus bertahan dan berkembang, attraction, accesable, amenities, serta ancillary adalah empat hal penting dalam konsep kepariwisataan. Kepala Balai Besar TNLL Ir. Jusman dalam sambutannya menyampaikan bahwa prinsip 4A harus kita miliki terutama bagi kelompok sadar wisata di sini termasuk masyarakat di Desa Lawua ini yaitu :

  1. Attraction (daya Tarik) dimana daerah tujuan wisata dalam menarik wisatawan hendaknya memiliki daya tarik baik daya tarik berupa alam maupun masyarakat dan budayanya
  2. Accesable (bisa dicapai), hal ini dimaksudkan agar wisata domestik dan mancanegara dapat dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke tempat wisata
  3. Fasilitas (Amenities), syarat yang ketiga ini memang menjadi salah satu syarat Daerah Tujuan Wisata (DTW) dimana wisatawan dapat dengan kerasan tinggal lebih lama di Daerah tersebut. “Kedepannya mungkin kita bisa memanfaatkan rumah warga sekitar sebagai homestay bagi para pengunjung tetapi dengan standar yang sesuai “, ujar Jusman
  4. Adanya Lembaga Pariwisata (Ancillary). Wisatawan akan semakin sering mengunjungi dan mencari Daerah Tujuan Wisata apabila di daerah tersebut wisatawan dapat merasakan keamanan, dan terlindungi baik melaporkan maupun mengajukan suatu kritik dan saran mengenai keberadaan mereka selaku pengunjung / Orang bepergian.

Setelah sambutan dari Ir. Jusman acara dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti oleh beliau yang disaksikan oleh Camat Kulawi Selatan, Kelompok Sadar Wisata Desa Lawua dan Masyarakat yang hadir di tempat yang berbahagia itu.

Sumber : Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini