Orangutan Panglima, Orangutan Liar Yang Diselamatkan Dari Kebun Warga

Jumat, 29 Maret 2019

Pangkalan Bun, 29 Maret 2019. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah bersama Orangutan Foundation (OF-UK) Indonesia melakukan penyelamatan (rescue) satu individu orangutan dari kebun dekat pemukiman masyarakat. Pada hari rabu (27/03/2019), petugas Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Pangkalan Bun, BKSDA Kalimantan Tengah mendapat laporan adanya Orangutan liar di kebun buah milik warga. Pihak BKSDA Kalimantan Tengah melalui Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) berkordinasi dengan OF-UK Indonesia untuk melakukan pengecekan dan penyelamatan atas laporan tersebut. Setelah melakukan persiapan, tim rescue yang terdiri dari WRU-BKSDA Kalimantan Tengah (Muda Yulivan, Ibnu, Riki, John) bersama tim rescue OF-UK Indonesia (drh. Dimas Yuzrifar, Syahrudin) berangkat menuju lokasi di daerah Pangkalan Lima, Kelurahan Baru, Kecamatan Arut Selatan. Lokasi tersebut tidak jauh dari pusat kota Pangkalan Bun yang berjarak sekitar 40 Km dan ditempuh dalam waktu 45 menit.

Di lokasi kejadian terlihat adanya dua sarang pada satu pohon, menurut informasi dari pelapor pohon tersebut merupakan tempat orangutan beristirahat. Namun pada saat tim datang, orangutan tersebut tidak diketahui keberadaannya, karena sang pelapor kehilangan jejak ketika melakukan pemantauan. Selanjutnya, tim rescue memutuskan untuk kembali ke Pangkalan Bun dan menunggu laporan jika keberadaan orangutan tersebut sudah diketahui. Pada pukul 15:30 WIB, kami mendapat laporan kembali tentang keberadaan orangutan liar tersebut. Setelah 45 menit perjalanan, tim rescue tiba di lokasi dan orangutan tersebut terlihat masih kecil yang berada sangat jauh diatas pohon. Tim langsung melakukan tindakan rescue, tetapi karena orangutan berada di luar jangkauan tembak, maka tim rescue mengalami kesulitan. Selain itu, orangutan tersebut juga seakan berpindah untuk mencari titik buta tim rescue, terutama petugas penembak bius. Dengan sangat terpaksa, tim rescue hanya memantau untuk memastikan dimana orangutan tersebut bersarang. Hari pun semakin gelap, akhirnya tim rescue memutuskan untuk pulang dan akan kembali keesokan harinya pada pagi hari saat orangutan tersebut masih di dalam sarangnya.

Keesokan harinya, tim rescue berangkat dari Pangkalan Bun menuju lokasi jam 04:30 WIB. Pagi hari itu, hujan lebat turun sejak dini hari, tetapi tim rescue tetap mantap berangkat. Setelah sampai lokasi, tim rescue tetap melakukan pencarian keberadaan orangutan di bawah guyuran hujan. Sekitar pukul 06:00 WIB, tim rescue menemukan keberadaan orangutan di atas sarang pada pohon yang tidak jauh dari lokasi sebelumnya. Sebagai antisipasi terjadinya konflik antara satwa dan manusia serta mempertimbangkan lokasi keberadaan orangutan yang dekat dengan pemukiman dan area berhutannya sempit, maka tim memutuskan untuk melakukan rescue terhadap orangutan tersebut. Tim rescue segera mempersiapkan pembiusan dengan cara ditembak, dalam waktu yang singkat akhirnya orangutan dapat dibius. Kemudian salah satu anggota tim, Syahrudin memanjat pohon setinggi 10 meter untuk menjemput orangutan tersebut. Tim langsung melakukan pemeriksaan, orangutan teridentifikasi berjenis kelamin jantan, berat badan kurang lebih 15 kg dan umurnya diperkirakan 5 tahun. drh. Dimas Yufrizar melakukan tindakan medis, yaitu mengambil sampel darah orangutan guna pemeriksaan laboratorium, memberikan injeksi multivitamin dan antibiotik. Kemudian, orangutan dimasukan ke dalam kandang angkut dan dibawa ke kantor SKW II Pangkalan Bun, BKSDA Kalimantan Tengah.

Program Manager OF-UK Indonesia (Hendra Gunawan), menyatakan berdasarkan arahan dari BKSDA Kalimantan Tengah, pada hari Jum’at (29/03/2019) orangutan tersebut akan ditranslokasi ke Suaka Margasatwa (SM) Lamandau. Hendra juga menyampaikan sebelum dilepasliarkan, orangutan tersebut akan diisolasi dan dihabituasi serta dipantau kondisinya oleh dokter hewan dan petugas lapangan OF-UK Indonesia. Sementara itu, Kepala Balai KSDA Kalimantan Tengah (Ir. Adib Gunawan) menerangkan terkait pilihan SM Lamandau sebagai lokasi habituasi dan pelepasliaran, menurut Adib, SM Lamandau merupakan habitat orangutan dengan kondisi hutan terjaga dan pakan alami cukup melimpah. Selain itu, Balai KSDA Kalimantan Tengah yang didukung oleh OF-UK Indonesia melakukan penjagaan dan pemantauan kawasan secara rutin dan berkelanjutan di SM Lamandau.

Seperti pada umumnya, untuk memudahkan identifikasi dan pemantauan, setiap orangutan yang diselamatkan dan dilepasliarkan diberi nama. Nama yang disematkan pada orangutan tersebut adalah Panglima, nama ini dipilih karena satwa dilindungi tersebut diselamatkan dari kebun dekat pemukiman warga yang jauh dari area berhutan di daerah Pangkalan Lima. Semoga proses pemulihan orangutan Panglima melalui isolasi dan habituasi secara alami dapat berjalan lancar, sehingga orangutan Panglima segera dapat dilepasliarkan serta hidup aman dan nyaman bersama orangutan lainnya di SM Lamandau sebagai habitat aslinya.

Sumber: Balai KSDA Kalimantan Tengah & OF-UK Indonesia

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini