Laut dan Pantai Bukanlah Tempat Sampah (Eps. 3 – Habis)

Senin, 11 Maret 2019

Pandeglang, 11 Maret 2019. Turut berpartisipasi dalam Hari Peduli Sampah Nasional Tahun 2019, Komunitas Perempuan Petualang Indonesia – Srikandi Nusantara bekerjasama dengan Balai Taman Nasional Ujung Kulon telah selesai melaksanakan kegiatan bersih pantai “Jelajah Rumah Badak & Bersih Pantai II”. Kegiatan ini dilaksanakan selama sepekan dari tanggal 4 Maret hingga 10 maret 2019 di beberapa pantai kawasan TN. Ujung Kulon. Kegiatan ini berhasil dilaksanakan dengan dukungan dari WWF Indonesia, PT Sinde , Yayasan Badak Indonesia, Garuda Nusantara, Komunitas Cula Satu, Matalensa Adv dan Ujungkulon Adv. Beberapa volunteer juga terlibat dalam kegiatan ini, antara lain Volunteer TN. Gunung Gede Pangrango, Pokdarwis Cimanggu, dan Pemuda Sumur Peduli.

Kegiatan yang melibatkan banyak pihak ini merupakan upaya menggalang dukungan dan penyadartahuan bahwa masalah sampah adalah tanggung jawab bersama. Aktivitas utama dalam kegiatan ini adalah bersih pantai yang dilaksanakan selama 5 hari di beberapa pantai kawasan TN. Ujung Kulon, yaitu Legon Pakis, Kalejetan, Karang Ranjang, Pulau Handeuleum, Pulau Peucang, Citelang, Jamang, Cidaon, Cibom, dan Tanjung Layar.

Selama 5 hari tim operasi bersih (opsih) telah beraktifitas dan bekerja dengan penuh semangat di bawah terik matahari dan sampah yang bertebaran di sepanjang pantai maupun di dalam hutan pantai. Sampah yang berhasil dikumpulkan merupakan sampah anorganik berupa botol plastik, sandal/karet, styrofoam, botol kaca, tali plastik/tambang dan jaring bekas. Sampah anorganik yang dikumpulkan kemudian dipilah, sampah plastik yang sudah tidak memungkinkan untuk di daur ulang, dibakar di tempat karena lokasi pantai yang sangat jauh dari pemukiman.

Sampah yang masih bisa didaur ulang dikumpulkan dan dimasukan dalam kantong untuk di olah lebih lanjut oleh Komunitas Cula Satu, salah satu volunteer yang terlibat dalam kegiatan opsih ini. Total sampah yang berhasil dikumpulkan selama opsih di pantai TN. Ujung Kulon adalah sebanyak 325 karung. Banyaknya sampah anorganik yang ditemukan di pantai kawasan TN. Ujung Kulon bukan berasal dari kunjungan wisatawan, tetapi lebih karena sampah limpasan yang terbawa ombak dari lautan.

Selain aktivitas opsih di pantai – pantai TN. Ujung Kulon, juga dilakukan penanaman 100 batang pohon butun di sekitar Blok Tanjung Alang – Alang yang hutan pantainya rusak akibat dihantam tsunami Desember 2018 silam. Penanaman pohon ini terasa masih sangat kurang tapi cukup berarti ditengah lahan yang menjadi sangat kritis akibat tsunami tersebut.

Kegiatan Jelajah Rumah Badak & Bersih Pantai II di akhiri dengan workshop tentang pengelolaan sampah yang di sampaikan oleh Teh Inuy (Siti Nuraeni) dari Zero Waste Bandung dan Bang Ciko Setiadi dari Wanadri. Workshop diikuti oleh tim opsih dengan sangat antusias dan menghasilkan komitmen pada setiap orang untuk berperan aktif dalam upaya pengurangan penggunaan produk yang menghasilkan sampah plastik, dan tetap berperan aktif dalam membantu upaya mengurangi dampak sampah pada wilayah pesisir. Dalam kesempatan ini Srikandi Nusantara menyerahkan sebuah alat untuk mengolah sampah organik kepada Komunitas Cula Satu, yang diharapkan bisa memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.

Artikel terkait :

1. http://ksdae.menlhk.go.id/berita/5545/laut-dan-pantai-bukanlah-tempat-sampah.html

2. http://ksdae.menlhk.go.id/berita/5583/laut-dan-pantai-bukanlah-tempat-sampah-(eps.-2).html 

Sumber : Balai Taman Nasional Ujung Kulon

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini