Dirjen KSDAE di COP24 UNFCCC Katowice - Polandia : Kontribusi Forestry Private Sectors dalam Mitigasi Perubahan Iklim

Rabu, 12 Desember 2018

Katowice, 12 Desember 2018. Direktur Jenderal KSDAE Wiratno menjadi keynote speaker di Paviliun Indonesia pada COP 24 UNFCCC, Refleksi Implementasi Paris Agreement, Katowice, Polandia. Tema yang dipaparkan Wiratno “Forestry Private Sector Contribution to Climate Change Mitigation” mendapat sambutan positif dari peserta yang berada di Paviliun Indonesia karena kawasan konservasi seluas 27,14 juta Ha yang dikelilingi 6.381 desa sangat berpotensi berperan dalam mitigasi perubahan iklim melalui kemitraan konservasi maupun perhutanan sosial di daerah penyangga kawasan konservasi.

"Saya tekankan pentingnya kolaborasi dengan masyarakat seperti di Tangkahan, dimana terbukti dengan ekowisata berbasis masyarakat mampu merubah para illegal loggers menjadi pelaku utama ekowisata selama 18 tahun sejak tahun 2000” ucap Wiratno.

Wiratno juga menambahkan Hutan Kemasyarakatan (HKM) Kali Biru Kulonprogo Yogya juga mampu menggerakkan ekonomi desa melalui desa wisata serta di HKM Tebing Siring Tangkahan mampu merubah alang - alang jadi agroforestry berbasis karet. Contoh konkrit lainnya seperti kalibiru, restorasi di SM Paliyan, restorasi HKM Tebing Siring, Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan, juga pemanfaatan teknologi untuk anti kanker di TWA Teluk Kupang dan masih banyak lagi ucap Wiratno.

Keberhasilan – keberhasilan yang disampaikan Wiratno adalah hasil kerja kolektif berkolaborasi dengan semua stakeholder, yang tentu dimulai dari membangun kesadaran bersama, membangun visi dan strategi bersama serta ada proses pembelajaran multipihak yang dikawal dengan kemampuan leadership multipihak dan multilayer yang kuat dan konsisten. Kolaborasi ini hanya bisa dibangun melalui proses kerjasama yang menumbuhkan situasi saling percaya  (mutual trust) atau sebaliknya, dengan adanya trust, maka kerjasama akan meningkat dan selanjutnya menumbuhkembangkan tingkat-tingkat kepercayaan yang semakin tinggi.

Tak lupa Wiratno juga menyampaikan pentingnya pengelolaan hutan secara berkelanjutan bagi perubahan iklim yaitu dimulai dari skala kecil, memberikan peluang keuntungan dari sisi ekonomi, hadirnya local champion, kemitraan konservasi dan penggunaan teknologi yang tepat guna. Hal - hal tersebut terintegrasi sebagai pendekatan kunci untuk mencapai keberlanjutan.

Paviliun Indonesia menjadi bagian dari soft diplomacy Indonesia pada COP 24 dan sudah berlangsung selama 4 tahun berturut – turut dan juga menjadi “rumah informasi” bagi delegasi negara – negara di dunia tentang berbagai upaya mitgasi, adaptasi, kebijakan, aturan dan implementasi perubahan iklim.

Full Artikel tentang kolaborasi dapat di klik pada link sebagai berikut : Kontribusi Forestry Private Sectors dalam Mitigasi Perubahan Iklim: Tantangan dan Peluang

Sumber : Wiratno - Direktur Jenderal KSDAE

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini