Sarasehan Bersama Masyarakat Penyangga

Rabu, 28 November 2018

Cisarua28 November 2018. Desa Tugu Selatan, Cisarua, Bogor merupakan salah satu desapenyangga dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) walaupun tidak berbatasan secara langsung tetapi merupakan wilayah adminitratif terdekat. Desa ini dipisahkan dari taman nasional oleh wilayah perkebunan PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas dan Taman Safari Indonesia.

Meskipun terhalang perkebunan teh dan Taman Safari Indonesia, tetap saja masih terjadi gangguan kawasan. Berdasarkan hasil patroli terlihat perubahan tren gangguan kawasan, dahulu di lokasi ini ditemui pengambilan tumbuhanhias tetapi saat ini beralih ke perburuan satwa. Pendekatan terhadap masyarakat terus dilakukan oleh petugas di wilayah resort Cisarua secara personal (door to door) tetapi belum semuamasyarakat tersentuh informasi mengenai status pengelolaan kawasan. Karenanya dilakukan upaya pendekatan kembali dan penggalian informasi penyebab permasalahan tersebut.

Balai Besar TNGGP melakukan pendekatan melalui sarasehan yang dilaksanakan pada hari Jumat, 23 November 2018 di kampung paling ujung, tepat di pinggir perkebunan, yaitu Kampung Rawa Dulang, Desa Tugu Selatan. Sarasehan yang dimaksudkan untuk sosialisasi ini mengenalkan status pengelolaan kawasan dan gambaran permasalahan yang adaserta kebijakkan pengelolaan terkait dengan masyarakat di desa penyangga. Sejumlah 35 orang peserta yang hadir dan terdiridari anggota masyarakat dan perwakilan dari lembaga kemasyarakatan desa seperti Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Bintara Pembina Desa (Babinsa), Bintara Pembinanaan dan Keamanan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas), pemuka agama, dan pihak perkebunan.

Acara diawali dengan sambutan dari pihak desa yang disampaikan Rina Herlina (Sekretaris Desa). Pada kesempatanini Rina menyampaikan bahwa Desa Tugu Selatan telah terlibatdalam upaya penyelamatan satwa burung Jalak Putihbekerjasama dengan Taman Safari Indonesia dan menyadaribahwa dengan adanya TNGGP sebagai kawasan pengawetan satwa dan tumbuhan langka, dirasa penting semua pihak terlibat dalam upaya pengawetan tersebut.

Pada sambutan selanjutnya, Kepala Bidang PTN Wilayah III Bogor, menyampaikan tentang struktur dan mekanisme kerjapengelolaan kawasan TNGGP Bidang PTN Wilayah III Bogor yang berbatasan dengan wilayah 21 desa penyangga. Desa. Tugu Selatan merupakan salah satu desa penyangga yang pentingdalam Resort Wilayah Cisarua.

Sebagai pemateri, Bambang Mulyawan (Kepala Seksi PTN Wilayah VI Tapos ),  menyampaikan perbedaan tingkatpengelolaan antara taman nasional dengan hutan lindung dan hutan produksi (Perum Perhutani) serta peraturan yang terkaitdengan status masing-masing kawasan.

Respon positif-pun bermunculan dari masyarakat, merekabanyak menyampaikan permasalahan yang ada di masyarakat terkait perubahan status kawasan hutan dari Perum Perhutanimenjadi Taman Nasional, terutama tentang pemanfaatan jasalingkungan. Mereka menyampaikan permasalahan dengan lancarpada suasana yang santai. Hal ini disebabkan karena sudah sejaklama terjalin komunikasi dan koordinasi antara pihak desa danBalai Besar TNGGP bahkan sempat didirikan posko bersamayang dibangun di atas lahan  PTPN VIII Gunung Mas, difungsikan sebagai Pos Pengamanan Kawasan antara PTPN VIII Gunung Mas, Taman Safari Indonesia, dan Balai BesarTNGGP.

Sayang, karena kurang intensifnya koordinasi dan menurunnyafrekuensingariung, Posko bersama tidak lagi aktif difungsikan. Oleh karena itu perlu dihidupkan kembali jalinan koordinasi tersebut sehingga semua pihak terlibat dalamperlindungan kawasan. Selain itu, masyarakat dan beberapa aparat pemerintah bersedia membantu TNGGP dalam upayapengamanan kawasan hutan antara lain dengan penyampaian informasi gangguan yang ditemui, sedangkan penindakansepenuhnya diserahkan kepada pihak yang berwenang. Masyarakat menginformasikan perburuan burung di kawasanhutan mulai bermunculan dengan maraknya kembali kontes suara burung dan perdagangan satwa tersebut.

Permasalahan kekurangan air juga, disampaikan masyarakatmelalui LPM. Pada musim kemarau Desa Tugu Selatan mengalami kesulitan air bersih, padahal diketahui potensi air di TNGGP begitu melimpah dengan debit air sebesar 231 milyarliter/ tahun (penelitian Otto Sumarwoto, 1994). Daerah Puncakdan sekitarnya merupakan lokasi yang berdekatan dengansumber air di TNGGP khususnya wilayah Cisarua cukup ironisketika mengalami kekurangan air.

Namun, jika melihat kembali tata ruang wilayah di daerahtersebut banyak ketidaktepatan penggunaan lahan. Sebagaicontoh banyak dibangunnya villa dan hotel yang bersifatkomersial dan membutuhkan banyak sumber daya air padahaldaerah tersebut merupakan area diperuntukkan sebagai resapanair. bisa jadi hal itu yang telah menyebabkan kesulitan air bersihdi musim kemarau. Sebaliknya, pada saat musim hujan dengan aliran sungai pada hulu di kawasan TNGGP akan mengalirkan air pada sungai atau daerah berada di bawahnya sesuai dengan teori tekanan air yang mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Ketika lokasi yang berada di dekat hulu sudah mengalir degradasi atau berkurangnya daerah resapan air akibatbanya banyak bangunan villa atau hotel maka volume air yang akan mengalir pada daerah dibawahnya cukup deras, sehingga banyak yang bilang banjir kiriman dari Bogor. Jika ditelusuri, sebagianbesar pemilik hotel dan villa di wilayah Puncak-Bogor adalah orang Jakarta.  Jadi tepatkah pernyataanBanjir Kiriman dari Bogor”?

Satu hal lagi yang menyentil, pernyataan Pak Ustadz, dulu sore-sore beliau melepas lelah dengan pergi ke hutan untukmendengarkan suara burung dan cacing sonari, tapi sekarangtidak lagi senyaring seperti dulu. Itukah alert bagi kita untuk kembali bersama-sama merapatkan shaf untuk menjaga kawasan hutan TNGGP yang telah menyangga hajat hidup orang banyak. Salam Lestari…

Sumber : Balai Besar TN Gunung Gede

Pangrango Teks: Ratih Mayangsari, S.Hut.

Foto: Eric Rosady, S.Sos.

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini