Semarak Peringatan Hari Cinta Puspa Dan Satwa BKSDA Yogyakarta Melepasliarkan Elang Kembali Ke Habitatnya

Selasa, 06 November 2018

Gunungkidul, 6 November 2018. Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta melepasliarkan sepasang Elang Ular Bido (Spilornis cheela) di komplek Stasiun Flora Fauna (SFF) yang termasuk bagian kawasan Taman Hutan Raya Bunder Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada hari Senin 5 November yang bertepatan dengan peringatan hari cinta puspa satwa nasional. Asal usul dari elang bido tersebut dari penyerahan masyarakat pada bulan April dan Oktober tahun 2016 silam.

Raptor berjenis kelamin jantan dan betina ini sebelumnya direhabilitasi di Pusat Rehabilitasi Raptor SFF Bunder milik Balai KSDA Yogyakarta kurang lebih dua tahun. Setelah sekian lama direhabilitasi dan diobservasi baik kesehatan dan perilakunya, akhirnya kedua satwa tersebut direkomendasikan untuk bisa dikembalikan ke alam. Sebelumnya pada tanggal 30 Oktober 2018 juga dilakukan penandaan (tagging) pada elang tersebut sebagai tahap akhir sebelum dilepasliarkan. Penandaan menggunakan cincin/ ring pada kaki, sementara itu elang juga dipasang potongan kain kuning di bagian sayap lengkap dengan ID BKSDA Yogyakarta beserta nomor Handphone Quick Response. Proses penandaan digunakan untuk memudahkan monitoring pasca pelepasliaran, tutur Andie Chandra Herwanto Fungsional PEH BKSDA Yogyakarta.

Kepala BKSDA Yogyakarta Ir. Junita Parjanti, MT mengatakan sangat mengapresiasi salah satu tujuan utama dari rehabilitasi satwa, yaitu pengembalian satwa liar ke alam. “Ini salah satu harapan dari kegiatan konservasi satwa liar, bahwa satwa dapat kembali lagi ke alam”, tuturnya. Lebih lanjut Ir. Junita mengatakan bahwa kegiatan pelepasliaran merupakan upaya pengawetan satwa. Selain itu Raptor merupakan top predator sehingga diharapkan akan membantu keseimbangan ekosistem.

Pertimbangan pemilihan kawasan Tahura sebagai lokasi pelepasliaran tentunya juga menggunakan studi habitat meliputi ketersediaan pakan, kesesuaian habitat, keberadaan competitor dan potensi ancaman. Dari hasil pengamatan langsung di lapangan dan wawancara dengan masyarakat bahwa keragaman jenis pakan cukup melimpah meliputi dar kelompok burung, reptile dan mamalia. Lokasi pelepasliaran juga menyediakan pohon-pohon yang cukup besar untuk dpat digunakan sebagai tempat membangun sarang bagi elang ular bido. Selain itu walaupun di kawasan tahura bunder ada jenis raptor lain yang kadang melintas, kawasan tersebut masih cukup layak untuk menjadi lokasi pelepasliaran. Sementara itu untuk memantau pergerakan elang sudah dipersiapkan tim untuk monitoring pasca release secara periodik.

 

Sumber : Andie Chandra Herwanto - PEH Balai KSDA Yogyakarta

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini