Benchmarking Pengelolaan Wisata Berbasis Budaya dan Masyarakat Tahun 2018

Jumat, 05 Oktober 2018

Ende, 5 Oktober 2018. Selain alamnya yang indah, TN Kelimutu juga sangat erat kaitannya dengan budaya lokal masyrakat di sekitarnya. Di sekitar TN Kelimutu terdapat 21 komunitas adat, yang memiliki kehidupan dan ritual adat istiadat yang tidak bisa dilepaskan dengan keberadaan Danau Tiga Warna Kelimutu yg ada di dalam kawasan taman nasional dan sangat menarik untuk dikembangkan menjadi alternatif objek wisata bersama dengan alamnya.

Untuk mendorong pengembangan ekowisata tersebut, pada bulan Agustus – September Balai Taman Nasional Kelimutu melaksanakan kegiatan Benchmarking ke dua lokasi yaitu Tim Pertama ke Kawasan Adat Jerebu’u Kabupaten Ngada dan Tim Kedua ke Kalibiru Jogjakarta dan TN Ciremai di Kuningan Jawa Barat.

Dalan Benchmarking Pengelolaan Wisata Berbasis Budaya ke Kawasan Adat Jerebu’u Kabupaten Ngada, Peserta Benchmarking Budaya melibatkan perwakilan masyarakat dari komunitas adat dan desa penyangga TN Kelimutu. Perwakilan masyarakat ini terdiri Mosalaki (Tetua adat), perwakilan pemerintah desa (kepala desa, ketua BPD) dan perwakilan kelompok pemberdayaan masyarakat. BTN Kelimutu sebagai pendamping bersama perwakilan masyarakat mengunjungi 3 (tiga) kampung adat yang telah terkenal di kalangan wisatawan yaitu Kampung Adat Bena, Kampung Adat Tololela dan Kampung Adat Gurusina. 3 kampung adat ini dipilih karena telah memiliki manajemen dan tata kelola wisata budaya yang membuat 3 kampung ini sangat dikenal di kalangan wisatawan baik itu nusantara maupun mancanegara. Dalam kegiatan ini, peserta Benchmarking berbagi pengalaman dan cerita melalui diskusi/sharing seputar pengelolaan wisata budaya di setiap kampung adat.

Selanjutnya, untuk mendorong pengembangan ekowisata di TN Kelimutu, pada kegiatan Tim Benchmarking kedua tanggal 7-11 September 2018, dilaksanakan Benchmarking Pengelolaan Wisata Berbasis Masyarakat ke Objek Wisata Kalibiru di Jogjakarta dan TN Gunung Ciremai di Jawa Barat. Kegiatan Benchmarking ini juga melibatkan masyarakat dengan perwakilan dari unsur Pemerintah Desa (Kepala Desa), Tokoh Adat (Mosalaki), perwakilan kelompok pemberdayaan masyarakat dan Mitra Pemerhati Wisata (DMO).

Dalam kegiatan ini, tim berdikusi dan belajar bersama pengelola wisata di lokasi tujuan terkait dengan manajemen dan tata kelola wisata berbasis masyarakat. Point penting dari kegiatan ini adalah : komitmen, kemauan, kekompakan, kesadaran, ketokohan (leadership) dan komunikasi. Harapan dari kegiatan ini agar dapat meningkatkan wawasan dan ide bagi masyarakat dalam mengembangkan potensi alam dan budaya untuk pengembangan wisata dalam konteks pemberdayaan masyarakat di wilayah desa masingmasing, yang dapat berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan sebagai atraksi wisata pendukung di TN Kelimutu.

Sumber : Balai Taman Nasional Kelimutu

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini