Sabtu, 29 September 2018
Bengkulu, 29 September 2018. Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya berkaitan erat dengan tercapainya tiga sasaran konservasi, salah satunya adalah menjamin terpeliharanya keanekaragaman sumber genetik dan tipe-tipe ekosistemnya sehingga mampu menunjang pembangunan, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang memungkinkan dalam pemenuhan kebutuhan manusia.
Habitat gajah yang tersisa di Provinsi Bengkulu berada di bentang alam (landscape) Kerinci Seblat, yakni membentang dari kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Seblat hingga Taman Nasional Kerinci Seblat. Diantara kawasan konservasi tersebut didominasi oleh areal dengan fungsi hutan produksi dan perkebunan. Kondisi saat ini habitat alami gajah ini telah terfragmentasi dan mengakibatkan terpecahnya kelompok besar gajah sumatera menjadi kelompok-kelompok kecil yang hanya terdiri dari beberapa individu saja. Ancaman lainnya adalah adanya Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) dan Ijin Usaha Pertambangan di hutan produksi yang merupakan koridor gajah. Hal ini menempatkan populasi gajah sumatera di Bengkulu pada posisi beresiko sangat tinggi dan mengarah pada kepunahan.
Bentuk upaya BKSDA Bengkulu dalam penyelamatan gajah dan habitatnya adalah berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait menginisiasi pembentukan ekosistem esensial yang bernilai konservasi tinggi sebagai koridor gajah. Salah satunya adalah bekerjasama dengan Universitas Bengkulu melakukan sampling genetika pada gajah di Taman Wisata Alam (TWA) Seblat. Sampling genetika dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kekerabatan gajah dari berbagai kelompok di bentang alam Seblat, selain itu juga untuk mengetahui jumlah individu gajah yang masih tersisa di Provinsi Bengkulu. Gajah–gajah binaan Pusat Konservasi Gajah (PKG) TWA Seblat merupakan gajah tangkapan dari alam saat konflik gajah – manusia yang terjadi pada tahun 90-an yang terjadi di Kabupaten Mukomuko dan Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu. Diharapkan data variasi genetik gajah yang diperoleh akan menjadi acuan untuk melihat tingkat kekerabatan gajah di bentang alam Seblat serta dapat sebagai acuan untuk kebijakan terkait strategi konservasi gajah di masa yang akan datang.
Sumber : Balai KSDA Bengkulu-Lampung
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0