Senin, 13 Agustus 2018
Riau, 13 Agustus 2018. Sudah hampir satu bulan, warga Desa Pulau Gelang, Kec.Kuala Cenaku, Kab Indragiri Hulu diresahkan dengan sepasang Beruang madu yang selalu menyambangi pondok dan mencakar bagian dindingnya.
Jumat, 27 Juli 2018 Kabid KSDA Wilayah l menerima laporan Kades Pulau Gelang tentang gangguan sepasang Beruang Madu di kebun warga. Setelah Konsultasi ke Kepala Balai Besar KSDA Riau, Kepala Balai Besar menginstruksikan agar segera ditangani secara prosedural untuk menjamin ketenangan warga dan menyelamatkan satwa.
Tanggal 28 sd 29 Juli 2018, Tim Rescue Konflik Satwa Bidang KSDA Wilayah l segera meluncur ke lokasi melakukan observasi awal untuk mengumpulkan keterangan dan informasi kondisi lapangan.
Selama masa observasi sd tanggal 30 Juli, pasangan Beruang madu terus menyambangi pondok-pondok warga. Tim memutuskan untuk pemasangan perangkap. Selasa, 31 Juli 2018 pukul 17.00 WIB tugas pemasangan perangkap tuntas, sejenak tim menatap perangkap yang telah terpasang. Nuansa optimis tergambar pada wajah masing-masing, salam komando tak lupa digelorakan sebelum meninggalkan lokasi dengan perahu kembali ke kantor Bidang KSDA Wilayah l.
Hari pertama hingga malam belum ada tanda-tanda. Namun di Hari kedua, dalam waktu 2 x 24 jam tepatnya hari Kamis, 2 Agustus 2018 pukul 19.20 WIB saat dilakukan pengecekan malam, terdengar suara geraman marah dan guncangan kandang besi yang kami gunakan. Tak mau lengah, tim menyinarkan senter dari kejauhan. Yakin perangkap berhasil, Tim pemantau kembali ke Kantor untuk persiapan esok hari.
Evakuasi dilakukan esok harinya. Selepas Sholat Jum'at, Tim Rescue menuju lokasi perangkap. Hati-hati mengamati keadaan sebelum mendekat. Benar saja seekor Beruang madu (Helarctos malayanus) berkelamin jantan nampak setia menjaga pasangannya yang masuk perangkap. Tim menghalau dengan suara-suara tembakan ke udara. Beruang jantan dengan berat lebih kurang 50 kg itu pergi menjauh.
Tim sigap bekerja memindahkan kandang ke mobil dengan bantuan warga. Sampai di tepi sungai alat transportasi berganti dengan pompong (perahu motor). Waktu tempuh 2 jam menyusuri sungai tiba di habitat alam Beruang madu yang masih alami. Setiap anggota tim waspada bersiaga dan membuka kandang. Beruang Betina yg kami beri nama "KANA" yang atinya Kuala Cenaku berlari cepat ke rumah kebebasan.
Tim kembali ke desa. Hari sudah berganti malam, namun masih harus menuntaskan tugas. "KANA" tak mungkin dipisahkan dari pasangannya. Tim pun memasang kembali kandang perangkap dengan harapan bisa menyelamatkan pejantan yang diberi nama oleh Tim "PULAGA" singkatan dari Pulau Galang.
10 Agustus 2018, tepat HARI KONSERVASI ALAM NASIONAL 2018, pukul 17.00 WIB tim pemantau melaporkan "PULAGA" telah masuk kandang, Tim girang mendapat laporan ini dan langsung bersiap menuju TKP. Ini seperti kado manis bagi anggota Tim, karena tepat pada HARI KONSERVASI ALAM NASIONAL 2018, bisa menyatukan kembali Pasangan Beruang Madu "KANA dan PULAGA."
Akhirnya Sabtu, 11 Agustus 2018, sehari setelah Puncak Hari Konservasi Alam Nasional 2018, "PULAGA" yang nampak gagah dievakuasi dari kebun warga untuk dipertemukan kembali dengan betina pasangannya "KANA" yang sudah lebih dahulu dilepasliarkan pada tanggal 3 Agustus 2018 yang lalu.
Dengan proses evakuasi yang sama pada pukul 15.40 WIB. Begitu pintu kandang dibuka, "PULAGA" yang sebelumnya asyik bermain ranting di kandang langsung berlari ke hutan menjumpai "KANA" nya. Mereka kembali bersatu, hidup di alam bebas seperti sedia kala jauh dari bising gangguan manusia.
Kepala Balai Besar KSDA Riau, Suharyono menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada warga Masyarakat Kab. Inhu, Tim Rescue Konflik Satwa Bidang Wil l dan Kodim Inhu dengan Babinsanya, atas kerjasama dan komunikasi yang efektif untuk Pelestarian Satwa Langka khususnya di Provinsi Riau.
"SELAMAT HARI KONSERVASI ALAM NASIONAL 2018."
Sumber : Balai Besar KSDA Riau
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0