Mengenal Si Abu-Abu Maskotnya Jawa Barat

Rabu, 08 Agustus 2018

Kuningan, 8 Agustus 2018. Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) memiliki kekayaan keanekaragaman fauna salah satunya dari jenis primata. Primata di TNGC yang memiliki ciri fisik khas adalah Surili (Presbytis comata). Pendugaan populasi hasil monitoring Balai TNGC pada 2012 hingga 2017 terdapat 29 kelompok dari 177 individu. Lokasi penemuan Surili di TNGC memiliki ketinggian yang bervariasi mulai 730 meter diatas permukaan air laut (mdpl) hingga 2.015 mdpl. Surili di kawasan TNGC pada umumnya menempati tiga tipe ekosistem sebagai habitatnya, yakni hutan dataran rendah, hutan sub pegunungan, dan hutan pegunungan. Namun monitoring terakhir tahun 2017 menjumpai Surili berada pada ekosistem sub alpin diketinggian >2.400 mdpl.

Satwa ini dilindungi Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa dan menurut Red List IUCN berstatus Endangered (Terancam). Surili dengan melihat status konservasi dan perannya di ekosistem, merupakan salah satu satwa keystone species (spesies kunci).

Surili merupakan nama dalam bahasa Indonesia dan Sunda untuk menyebutkan monyet pemakan daun yang penyebarannya hanya terbatas di Pulau Jawa bagian barat. Keterbatasan dari keberadaan populasi Surili yang terancam punah di alam inilah yang menjadikannya sebagai maskot pada penghelatan PON XIX Tahun 2016 Jawa Barat.

Surili jawa termasuk ke dalam keluarga Cercopithecidae genus Presbytis. Surili jawa memiliki ukuran tubuh sedang sampai besar. Ciri-ciri khas monyet ini yang membedakan dengan primata lainnya adalah warna bulu abu-abu diseluruh bagian tubuh, namun berwarna putih di bagian dada. Rambut yang menutupi tubuh cukup panjang dan tebal, rambut di kepala memiliki jambul berujung runcing, alis meremang kaku mengarah ke depan.

Sehari-harinya aktifitas Surili jawa di antaranya adalah bermain dan mencari pakan di dalam dan di luar kawasan TNGC. Jenis tumbuhan yang sering menjadi pakan antara lain Kaliandra, Pakis, Kondang, Alpukat, Kopi, Beunying, Bungbuay, Nangka, Melinjo, Nangsi dan sebagainya.

Surili jawa merupakan hewan yang hidup berkelompok dan umumnya dalam satu kelompok di pimpin oleh satu jantan dewasa dengan anggota betina beserta anak-anaknya. P [teks © Andri Wahyu & Silvia Lucy – BTNGC, Foto © Andri Wahyu | 082018]

Sumber : Balai Taman Nasional Gunung Ciremai

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini