Minggu, 05 Agustus 2018
Kuningan, 5 Agustus 2018. “Ini yang saya tunggu-tunggu, ini kekuatan kita dalam mengelola kawasan konservasi. Kita tidak hanya melindungi dan melarang. Namun dari kawasan TN ada manfaat berkelanjutan bagi bangsa dan negara ”, tutur Wiratno mengomentari hasil Eksplorasi Mikrobologi (Mikrob) Berguna dari Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) ini memberikan perhatian khusus terhadap inovasi-inovasi dalam pengelolaan kawasan konservasi, selama inovasi tersebut mempunyai nilai pembaharuan dan manfaat bagi masyarakat luas. Hal tersebut di sampaikan Wiratno dalam pertemuan membahas hasil kegiatan Role Model “Pertanian Sehat” dan “Camp Fire Care” di Kantor Balai TNGC, Sabtu 4 Agustus 2018, kemarin.
Kegiatan eksplorasi Mikrob ini dilaksanakan oleh Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Balai TNGC berkerjasama dengan Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), bertujuan untuk mendapatkan “Beneficial Microbes” bagi Tanaman untuk Patogen Serangga, PGPR (“Plant Growth Promoting Rhizobacteria”, Pemacu Pertumbuhan) dan Anti “frost”.
Dr. Ir. Suryo Wiyono M.Sc.Agr selaku ketua Departemen Proteksi Tanaman Fakultas IPB, mengatakan bahwa kawasan hutan khususnya hutan Taman Nasional Gunung Ciremai menjadi incaran para peneliti mikrob, karena di luar kawasan hutan rata-rata sudah terkontamitasi berbagai gangguan. Selanjutnya Suryo mengatakan bahwa hasil dari Gunung Ciremai menemukan sesuatu yang luar biasa di dunia mikrob.
“Hasil isolasi, uji hemolisis dan uji hipersensitif menemukan bakteri PGPR yang dapat memacu pertumbuhan akar 3 kali lebih cepat dengan daya kecambah 60 % di banding dengan isolat kontrol”, tutur Suryo. Suryo lebih lanjut mengatakan, terdapat 3 cendawan pathogen serangga, cendawan ini berguna untuk mengendalikan penyakit wereng yang mengerang tanaman.
Suryo juga mengatakan, “Hasil uji tersebut menemukan mikrob Anti Frost sebanyak 27 Bakteri, namun setalah di uji hemolisis dari 27 tersisa 21 bakteri, dan setelah di uji hepersensitif lagi hanya tersisa 8 bakteri anti frost.”
Frost merupakan penyakit sangat menakutkan bagi dunia pertanian, frost disebabkan suhu rendah yang akan menimbulkan kerusakan pada buah dan sayuran. Kerusakan yang terjadi disebabkan karena terbentuknya kristal-kristal es intraseluler atau interseluler maupun keduanya. Selain itu suhu yang rendah dapat menimbulkan lapisan frost pada tanah sehingga menghalangi akar untuk menyerap air yang diperlukan untuk mengimbangi transpirasi yang dilakukan oleh daun.
“Saat ini bakteri anti Frost baru mengeksplor bakteri jenis ini, ini merupakan penemuan yang bisa mengatasi masalah frost di Indonesia, apalagi saat ini frost sedang menyerang tanaman kentang di beberapa daerah di Indonesia seperti di Dieng Wonosono dan Bromo, apalagi ke depan iklim dunia semakin ektrem,” lanjut Suryo.
“Kajian resmi hasil eksplorasi mikrob ini dalam waktu secapatnya dapat di terima oleh Dirjen KSDAE, agar kami bisa mempelajari dan menentukan kebijakan selanjutnya terhadap penemuan besar ini,” pinta Wiratno.
Kuswandono, Kepala Balai TNGC mengatakan eksplorasi mikrob ini merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan Balai TNGC dalam rangka mendukung kegiatan pertanian sehat untuk Indonesia. Kegiatan pertanian sehat merupakan role model yang di usung oleh Balai TNGC dengan melingkupi kegiatan: eksplorasi mikrob, uji coba mikrob di laboratorium, pembuatan demplot uji coba, “workshop” dan sosialisasi hasil kegiatan.
Cerita ini baru sepenggal dari cerita panjang berseri tentang manfaat dari kawasan taman nasional yang bisa kita ketahui untuk kemaslahatan umat manusia. Tentunya masih banyak cerita yang masih tersembunyi. Menunggu anak bangsa mengenal dan mengkajinya. Jadi tidaklah salah bila para pendahulu membuat kebijakan untuk melindungi sebuah kawasan dalam bentuk kawasan taman nasional dan kawasan konservasi lainnya. Sambil menunggu perkembangan ilmu dan teknologi untuk dapat mempelajari dan menemukan cara pemanfaatan sumber daya alam secara tepat, bijak dan berkelanjutan. Tentunya partisipasi dari kalian sobat, sangat ditunggu oleh negeri ini. [Teks ©? San Andre Jatmiko; foto ©? BTNGC| 082018]
Sumber : Balai Taman Nasional Gunung Ciremai
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0