Sustainable Ocean Initiative (SOI) Subregional Capacity-Building Workshop for the Coral Triangle

Rabu, 01 Agustus 2018

Jakarta, 31 Juli 2018. Direktur Konservasi Keanakaragaman Hayati – Ditjen KSDAE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mewakili National Focal Point Convention on Biological Diversity (NFP CBD) Indonesia menyampaikan sambutan pembukaan pada acara Sustainable Ocean Initiative (SOI) Subregional Capacity-Building Workshop for the Coral Triangle di Hotel Gran Melia Jakarta pada tanggal 31 Juli 2018. Workshop yang akan dilaksanakan selama 4 (empat) hari ini dihadiri oleh lebih kurang 50 peserta dari perwakilan 6 (enam) negara anggota Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries, and Food Security (CTI-CFF) yaitu Indonesia, Malaysia, Papua New Guinea, Philippines, Solomon Islands, dan Timor-Leste  serta organisasi global maupun regional yang aktif di dalam region tersebut (CTI-CFF, PEMSEA, RAMSAR Secretariat, the International Coral Reef Initiative).

Penyelenggaraan Subregional Workshop ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Indonesia (melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan selaku National Focal Point, Kemenko Bidang Kemaritiman, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan) dengan Sekretariat CBD, sebagai tindak lanjut dari mandat Conference of the Parties (COP) CBD pada sidang ke-12 yang meminta Sekretariat CBD untuk melaksanakan kegiatan capacity building dengan fokus pada upaya pencapaian Aichi Biodiveristy target ke-10 yaitu terkait dengan dengan pengurangan gangguan anthropogenik pada terumbu karang dan ekosistem terkait (seperti bakau dan lamun).

Pelaksanaan kegiatan ini juga tidak terlepas dari posisi strategis Indonesia yang secara biodiversity memiliki sekitar 14% dari luasan karang di dunia dengan luas lebih kurang 2,5 juta hektar. Selain itu, Indonesia juga menjadi Sekretariat dari CTI-CFF yang diharapkan dapat berperan menjadi lead sector secara regional dalam mendukung pencapaian aichi target dimaksud. Upaya Indonesia dalam konservasi dan pengelolaan karang dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti kegiatan transplantasi dan restocking, penanganan kejadian coral bleaching, penetapan kawasan konservasi laut serta monitoring terumbu karang. Sesuai kajian LIPI tahun 2017, kondisi karang Indonesia menuju perbaikan, saat ini tercatat 65% karang di areal kajian dalam kondisi baik.

Dalam kesempatan tersebut, Direktur KKH juga menekankan bahwa tantangan dalam implementasi di lapangan selalu ada dan terdapat hal-hal yang dapat menjadi perhatian bersama, oleh karena itu dengan kegiatan workshop ini diharapkan dapat memperkuat jaringan dan kemitraan yang telah ada diantara perwakilan negara-negara dan institusi yang hadir untuk saling bertukar informasi dan teknologi serta meningkatan kapasitas dalam pengelolaan terumbu karang dan ekosistemnya.

Dalam sambutannya, perwakilan Sekretariat CBD menyampaikan tujuan dari penyelenggaran workshop ini adalah untuk mengidentifikasi cara dan pendekatan dalam mendukung pengelolaan lintas sektoral untuk menangani berbagai tekanan pada terumbu karang dan ekosistem terkaitnya. Dengan fokus pada 5 hal yaitu (i) fasilitasi dialog dan berbagi informasi terkait konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan: (ii) menilai upaya implementasi yang telah dilakukan dan gaps yang ada; (iii) mengidentifikasi tantangan yang dihadapi bersama; (iv) mengidentifikasi cara-cara dalam pendekatan secara lintas sektoral untuk menangani tekanan yang ada; dan (v) mengidentifikan aksi konkret untuk meningkatakan kolaborasi lintas sektor untuk mengimplementasikan target-target yang telah ditetapkan baik ditingkat nasional, regional maupun global.

Sumber : Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati

 

 

 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini