Selasa, 31 Juli 2018
Manokwari, 31 Juli 2018. Whale Shark Centre sebagai Role Model pembangunan TNTC diharapkan dapat menjadi nomor satu di dunia soal pengembangan hiu paus. Saat ini hanya Honduras yang memiliki pusat penelitian hiu paus, bedanya di Honduras dicari dengan menggunakan aplikasi untuk menemukan hiu paus sedangkan di TNTC dapat dilihat setiap hari.
Seluruh tahapan perencanaan pembangunan sudah tuntas, 2019 proyek ini akan mulai dilelang sehingga dapat dikerjakan oleh kontraktor yang berkompoten. Whale shark Centre ini nantinya menjadi pusat kegiatan mulai dari pembinaan masyarakat, pariwisata hingga menampung hasil tangkapan nelayan.
“Whale shark Centre di Kwatisore dirancang secara lengkap dan multifungsi”, kata Ben Gurion Saroy, Kepala Balai Besar TNTC. “Disitu kita juga akan memanfaatkan untuk pembinaan nelayan serta BUMDES (Badan Usaha Milik Desa) yang akan menjalankan usaha jasa pariwisata”, lanjutnya.
Hiu paus sebagai objek wisata mengundang begitu banyak wisatawan. Jumlah wisatawan yang mengunjungi TNTC meningkat tajam beberapa tahun belakangan ini. Disisi lain, informasi mengenai mamalia laut ini masih sangat minim. Balai Besar TNTC, WWF, CI, dan UNIPA terus melakukan penelitian untuk menggali informasi tentang spesis hiu terbesar ini.
Potensi keberadaan hiu paus perlu mendapat perlindungan agar kelestariannya tetap terjaga sehingga dapat dimanfaatkan pada sektor pariwisata dan ilmu pengetahuan. Whale Shark Centre merupakan model pemanfaatan hiu paus yang dapat memberikan perlindungan terhadap hiu paus serta dapat berkontribusi dalam peningkatan ekonomi daerah terutama kesejahteraan masyarakat lokal.
Sumber : Balai Besar TN Teluk Cenderawasih
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0