Kamis, 19 Juli 2018
Pelajaran, 19 Juli 2018. Seksi Konservasi Wilayah II (SKW II) Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Selatan (BKSDA Sumsel) tidak akan pernah lelah untuk mengajak semua pihak berperan aktif dalam upaya perlindungan dan pemulihan kawasan konservasi melalui pendekatan skema mengelola masyarakat dalam pengelolaan kawasan konservasi dengan mengajak segenap elemen masyarakat baik kepala desa, perangkat desa, tokoh masyarakat, anggota masyarakat dan pengguna kawasan secara non prosedural untuk bergerak bersama menyelamatkan keutuhan kawasan HSA KH Gumai Tebing Tinggi. Dialog intensif dan interaktif dilakukan SKW II Lahat BKSDA Sumsel di Talang Gimo untuk berinteraksi langsung dengan pengguna kawasan secara non prosedural yang komoditinya adalah kopi. Ini dilakukan untuk menemui langsung pengguna kawasan secara non prosedural pada lokasi aktivitasnya sehingga semua pihak dapat merasakan langsung kondisi yang menekan kawasan dan kerentanan serta resiko bencana yang dapat terjadi apabila tidak segera tergerak untuk bergerak bersama melindungi dan merehabilitasi kawasan HSA KH Gumai Tebing Tinggi.
Upaya penyadartahuan bukanlah sesuatu yang mudah mengingat penggunaan kawasan secara non prosedural untuk komoditi kopi telah dilakukan secara turun temurun dan menjadi sandaran penghidupan. Kondisi tersebut tentunya bukan dijadikan sebuah alasan untuk tidak tergerak dan bergerak dalam menyelamatkan keutuhan kawasan. Perlu upaya bertahap dan konsisten yang dalam tahapan saat ini adalah tahapan lanjut setelah dilakukan pengikatan komitmen terhadap kepala desa, perangkat desa, tokoh masyarakat, babinsa kamtibmas, anggota masyarakat dan pihak lain terkait yang berkomitmen melindungi kawasan HSA KH Gumai Tebing Tinggi. Tahapan lanjut tersebut adalah mengajak pengguna kawasan secara non prosedural untuk tidak melakukan pembukaan baru, aktivitas mandiri untuk membongkar pondok dan merehabilitasi kawasan, terlibat aktif dalam perlindungan kawasan, serta secara bertahap meninggalkan aktivitas dalam kawasan.
Melalui pengelolaan komitmen, penyadartahuan dan penyamaan cara pandang akan nilai penting kawasan menjadi langkah strategis dalam upaya perlindungan dan rehabilitasi kawasan konservasi dengan mengajak masyarakat untuk mulai terlibat aktif memikirkan kelestarian HSA KH Gumai Tebing Tinggi yang merupakan titipan anak cucu yang harus dijaga bersama-sama dengan baik agar dapat memberikan manfaat bagi generasi berikutnya.
Sebagai informasi, degradasi kawasan Hutan Suaka Alam Kelompok Hutan (HSA KH) Gumai Tebing Tinggi terus bergerak pada kondisi yang mengkhawatirkan apabila pemerintah, masyarakat, dan elemen lain yang terkait tidak bergerak secara bersama-sama untuk terlibat aktif dalam melindungi dan merehabilitasi kawasan. Penggunaan kawasan secara non prosedural untuk pengembangan tanaman kopi semakin masif menekan kawasan konservasi seluas 46.122,60 ha yang membentang di Kabupaten Lahat dan Kabupaten Empat Lawang. Kondisi fisik kawasan konservasi yang dikelilingi oleh 29 desa-desa penyangga dari 8 wilayah administrasi kecamatan menjadikan kawasan konservasi rentan mendapat tekanan oleh aktivitas masyarakat. Sebuah kondisi yang memerlukan penyikapan untuk menempatkan perlindungan dan pemulihan ekosistem kawasan HSA KH Gumai Tebing Tinggi sebagai prioritas utama. Saat ini bukan saatnya lagi bagi para pihak untuk saling menyalahkan ataupun mencari pembenaran atas tindakan yang telah maupun akan dilakukan tetapi sekarang saatnya semua pihak baik perorangan maupun kelompok tergerak untuk bergerak bersama menyelamatkan keutuhan kawasan konservasi tersebut. Sebuah tantangan untuk mencari solusi melalui strategi pengelolaan kawasan yang menempatkan masyarakat menjadi bagian penting dan strategis untuk dilibatkan secara aktif dalam merencanakan upaya perlindungan dan rehabilitasi kawasan HSA KH Gumai Tebing Tinggi.
Sumber : Wahid Nurrudin - Pengendali Ekosistem Hutan Balai KSDA Sumatera Selatan
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0